Sementara berdasarkan penelusuran detikcom, wacana pembangunan GSW di Pantura tidak banyak dibahas. Namun justru dalam sejarahnya, yang banyak dibahas adalah tanggul laut raksasa untuk di pesisir Jakarta. Adapun wacana pembangunannya mulai muncul pada era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 2007.
Berdasarkan catatan detikcom, wacana itu berangkat dari peristiwa banjir rob besar di Jakarta pada 2007 silam. Adapun masterplan dari proyek ini rampung pada 2008 bekerja sama dengan konsorsium asal Belanda.
Realisasinya awalnya dijalankan melalui program Pengembangan Kawasan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara atau NCICD di sekitar 2014-an. Program ini dilangsungkan pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek ini hadir bersamaan dengan rencana reklamasi sejumlah pulau dan masuk ke Rencana Tata Ruang Wilayah DKI untuk 2010-2030. Namun demikian, rencana tersebut mendapat penolakan dari sejumlah ahli lingkungan. Bahkan Anies Baswedan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta juga meminta agar proyek sepanjang 60 km ini dipertimbangkan ulang.
Dikutip dari detikNews, pada kala itu Anies menilai, yang dibutuhkan Jakarta adalah pembangunan tanggul pantai, tapi kalau GSW merujuk kondisi di negara lain justru membuat air menjadi tidak bersih. Akan menjadi semacam kobokan.
Kini, proyek ini kembali digaungkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Pada akhir Desember lalu, Jokowi meminta proyek tanggul laut raksasa ini dilanjutkan.
"Kemudian urusan air laut yang masuk ke darat untuk sementara saya kira tanggul laut sudah dikerjakan, tetapi dalam jangka panjang memang giant sea wall itu harus juga segera dikalkulasi dan segera dimulai. Saya kira urusan banjir di Jakarta itu yang ingin saya sampaikan," kata Jokowi di Bogor dikutip dari detikNews, Jumat (23/12).
(shc/ara)