Pelabuhan Patimban Fase 2 Ditargetkan Rampung November 2025

Pelabuhan Patimban Fase 2 Ditargetkan Rampung November 2025

Retno Ayuningrum - detikFinance
Minggu, 06 Okt 2024 19:21 WIB
700 mobil dikirim ke Medan via Pelabuhan Patimban
Pelabuhan Patimban (Foto: Dok. Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub)
Jakarta -

Pemerintah terus mengebut pembangunan proyek Pelabuhan Patimban fase 2 yang ditargetkan selesai pada November 2025. Pelabuhan tersebut diharapkan dapat menekan biaya logistik di Indonesia.

Pelabuhan yang mulai beroperasi sejak 2021 ini telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kekuatan ekonomi nasional dengan menghubungkan Kawasan Industri dari berbagai wilayah strategis, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan pasar internasional.

Setelah infrastruktur Patimban phase 1 (paket 1-4) rampung, kini tahap konstruksi memasuki phase 2, yaitu pengerjaan paket 5 yang sudah mulai berjalan. Paket 5 dengan nilai total proyek sebesar Rp3,7 triliun ini ditargetkan selesai pada November 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Pelabuhan Patimban memberikan dampak signifikan pada Kawasan Metropolitan Rebana yang meliputi tujuh kabupaten/kota, yaitu Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Kuningan, dan Kota Cirebon.

Kawasan Rebana diestimasikan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian mencapai 7,16%, membuka peluang terciptanya 4,39 juta lapangan pekerjaan, serta peningkatan investasi sebesar 7,77%.

ADVERTISEMENT

"Jadi harapannya, koridor utara Jawa akan lebih efisien dengan adanya Pelabuhan ini, sekaligus membantu traffic di Jakarta tidak terlalu macet," kata Airlangga dalam keteranganya, dikutip Minggu (6/10/2024).

Airlangga menjelaskan pembangunan pelabuhan tersebut bertujuan untuk meringankan biaya logistik dengan mendekatkan jarak pelabuhan dari kawasan industri dan meningkatkan konektivitas perdagangan. Pembangunannya pun mengusung konsep berkelanjutan, green, smart dan integrated international port, saat ini memasuki tahap 1-2.

Pembangunan ini akan memberikan tambahan Dermaga Kontainer dengan panjang 419 meter, reklamasi untuk pembangunan terminal kontainer seluas 27 hektar, serta pengerukan alur pelayaran dan kolam pelabuhan hingga kedalaman -14 meter.

"Sehingga setelah Paket 5 ini selesai, total panjang dermaga kontainer akan mencapai 840 meter, dengan luas area container terminal mencapai 40 hektar, dan alur pelayaran mencapai kedalaman -14 meter," jelasnya.

Nantinya, kapasitas terminal peti kemas juga bertambah menjadi total 2 juta TEUS dan alur pelayaran dapat dilalui kapal-kapal peti kemas raksasa dengan ukuran 61.000 DWT yang dapat mengangkut hingga 4.600 TEU's.

Adapun kontraktor yang melaksanakan pembangunan Pelabuhan Patimban adalah konsorsium Toa Corporation, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Wakachiku Construction, Hutama Karya, dan PT Brantas Abipraya (Persero) atau konsorsium TWWHA JO yang antara lain beranggotakan PT. Anugerah Samudera Madanindo (ASM) sebagai kontraktor yang telah berpengalaman dalam Marine Construction & Dredging.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Anugerah Samudera Madanindo (ASM), Faris Muhammad Abdurrahim mengatakan bahwa sebagai kontraktor pelaksana keselamatan kerja adalah hal penting yang wajib dijaga, sehingga K3 dijadikan budaya kerja, terbukti dengan diperolehnya Zero Lost Time Injury (LTI) selama 1,4 juta jam kerja oleh perusahaan tersebut.

Pelabuhan Patimban ini akan menjadi angin segar bagi para pelaku industri khususnya yang selama ini bertumpu pada Pelabuhan Tanjung Priok untuk memiliki pilihan lain dalam pengiriman barang. Pelabuhan Patimban akan menjadi salah satu Hub Logistik dan pelabuhan singgah Tol laut Trayek T-3, serta mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta.

"Proyek Pelabuhan Patimban ini sangat strategis, sehingga Kontraktor Pelaksana berjuang segenap sumber daya untuk mengkontribusikan seluruh kinerja, kompetensi terbaik dari putra bangsa Indonesia sebagai salah satu dukungan kemajuan perekonomian Indonesia," katanya.

Meskipun ada beberapa tantangan di lapangan, salah satunya kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi bahkan terkadang hujan & badai, kontraktor pelaksana berkomitmen untuk senantiasa bekerja sebaik mungkin untuk dapat memenuhi target penyelesaian pembangunan, yakni 4 November 2025.

(das/das)

Hide Ads