Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat ke level6.289,64 (+0,62%).Pergerakan didorong oleh sektor infrastruktur (+1,04%)dan pertambangan(+0,95%).
IHSG ditutup menguat seiring dengan menguatnya bursa saham Asia. Pergerakan juga didorong penurunan kasus COVID-19 harian dari dalam negeri.
Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup melemah. Dow Jones ditutup 31.402,01 (-1,75%), NASDAQ ditutup 13.119,43 (-3,52%), S&P 500 ditutup 3.829,34 (-2,45%).
Bursa saham AS ditutup melemah signifikan. Investor di AS menjual saham secara panik setelah yield dari US Treasury terus meningkat ke level 1,6% dan ditutup pada level 1,52%. Peningkatan ini membuat investor menjadi cemas bahwa saham mulai kehilangan daya tariknya, meskipun The Fed sudah memberikan indikasi untuk tidak meningkatkan suku bunga hingga 3 tahun ke depan.
Bursa saham Asia dibuka melemah drastis, mengikuti pergerakan saham di Wallstreet. Yield dari obligasi Pemerintah di Australia juga mengalami peningkatan ke level 1,877% dari 1,51% dan yield obligasi pemerintah Jepang meningkat ke 0,169% dari 0,0952%.
IHSG diprediksi melemah dengan pergerakan di kisaran 6.255-6.325. Secara teknikal indicator stochastic bergerak di sekitar area overbought mengindikasikan rentang penguatan cukup terbatas.
Pergerakan akan dibayangi sentimen kian tingginya yield obligasi AS yang cukup mengkhawatirkan menyebabkan sell-off pada bursa saham termasuk bursa Asa. Dari dalam negeri masih minim akan sentimen.
Lihat Video "Sri Mulyani: Rupiah Cenderung Stabil-IHSG Tembus 6.000":