Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global ke depan akan suram karena ancaman varian baru COVID-19, kenaikan inflasi, tingkat utang, dan ketimpangan pendapatan. Pihaknya pun memangkas sejumlah proyeksi hingga 2023.
Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 jadi 4,1%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 4,3%. Perlambatan ini akan berlanjut sampai 2023 dengan proyeksi pertumbuhan hanya 3,2%.
"Pertumbuhan global akan melambat menjadi 4,1% tahun ini dari 5,5% pada 2021," kata Presiden Bank Dunia David Malpass dikutip dari BBC, Rabu (12/1/2022).
Malpass mengatakan kekhawatiran terbesarnya adalah melebarnya ketidaksetaraan global. Laporan Prospek Ekonomi Global Bank Dunia mengatakan bahwa pada 2021 ekonomi dunia bangkit kembali dari pandemi dengan ekspansi pasca-resesi terkuat dalam 80 tahun.
Tetapi kenyataannya diperkirakan akan melambat tahun ini karena varian baru COVID-19 dan kenaikan harga yang cepat untuk barang-barang seperti makanan dan energi membebani rumah tangga. Secara global, inflasi berada pada tingkat tertinggi sejak 2008.
"Kenyataannya COVID-19 dan penutupan masih memakan banyak korban dan itu terutama berlaku pada orang-orang di negara-negara miskin. Pandangan yang suram," tuturnya.
Penggerak perlambatan global adalah China, di mana tingkat pertumbuhan ekonomi diperkirakan turun menjadi 5,1% dari 8% tahun lalu. AS juga diperkirakan hanya tumbuh 3,7% tahun ini dibandingkan 5,6% pada 2021. Di zona euro, ekspansi akan melambat jadi 4,2% tahun ini dari 5,2%.
India salah satu negara yang punya titik terang di mana pertumbuhan diperkirakan akan meningkat dari 8,3% menjadi 8,7% tahun ini. Sedangkan di Amerika Latin dan Karibia, pertumbuhan diperkirakan melambat jadi 2,6% pada 2022, dari 6,7% tahun lalu.
Lanjut halaman berikutnya soal ekonomi global.