Pada perdagangan Senin (10/1/2011), indeks umum Dhaka Stock Exchange (DGEN) anjlok hingga 9,25% dalam satu jam awal perdagangan, sehingga otoritas bursa harus menghentikan sementara perdagangan saham.
Selama tahun 2010, DGEN tercatat melonjak hingga 80% namun kemudian mengalami kemerosotan berturut-turut dalam 3 pekan terakhir, yang digambarkan analis sebagai koreksi yang lebih banyak dibutuhkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anjloknya DGEN itu langsung membuat investor mengamuk dan membentangkan protes keras terhadap pemerintah dan regulator pasar saham. Polisi pun harus mengamankan kerusuhan yang terjadi di luar gedung Dhaka Stock Exchange itu.
"Saya kehilangan 5 juta taka (US$ 70.000 atau sekitar Rp 630 juta) dari investasi 10 juta taka. Ini sunggu gila-- seluruh tabungan saya hilang," ujar seorang investor, Monirul Islam.
Polisi anti huru-hara pun langsung mengambankan gedung bursa efek di Dhaka itu. Mereka membuat barikade untuk menghindari berlanjutnya kerusuhan yang lebih parah. Investor yang marah itu melempari polisi dengan batu-batuan.
"Ada sekitar 5.000 investor melakukan protes di jalanan depan gedung Bursa Efek. Beberapa mereka telah melakukan kerusuhan," ujar inspektur polisi Aziul Haq.
DGEN mencatat rekor tertinggi di 8.918,51 pada 5 Desember 2010. Namun sejak itu, indeks saham terus merosot hingga 27,4% dan sebagian analis menyebutnya sebagai koreksi yang tidak penting. Dan anjloknya DGEN hingga 9,25% pada Senin ini dinilai sebagai penurunan terbesar dalam 55 tahun sejarah Bursa Efek Dhaka.
"Saya menempatkan seluruh uang di Bursa Efek Dhaka. Menteri Keuangan memikat kita untuk investasi ke pasar modal, dan mengatakan kepada kita bahwa itu aman, tapi sekarang kami kehilangan semuanya. Mereka secara palsu membungkus harga saham-saham busuk dan sekarang tabungan kita sudah hilang," ujar Humayun Kabir, investor lain. (qom/dnl)











































