Orang Miskin Paling Banyak Konsumsi Minuman Karbonasi & Soda

Jakarta - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) mengungkapkan masyarakat miskin berpendapatan di bawah Rp 1 juta terbanyak menkonsumsi minuman berkarbonasi dan bersoda.

Rata-rata masyarakat dengan jumlah penghasilan tersebut membelanjakan 1,66% dari penghasilannya atau sekitar Rp 16.000/bulan untuk minuman karbonasi dan soda.

"Jadi sebanyak itu uang yang dikeluarkan untuk membeli minuman bersoda itu," ungkap Ketua Peneliti LPEM FEUI Eugenia Madanugraha di Kampus UI Salemba, Senin (4/2/2013)

Sementara untuk masyarakat pendapatan antara Rp 1 juta antara Rp 2 juta mengeluarkan uang 1,26% per bulan untuk konsumsi minuman tersebut. Sedangkan Rp 2 juta antara Rp 3 juta membelanjakan 1% penghasilannya dan masyarakat dengan penghasilan di atas Rp 3 juta membelanjakan 0,62%.

"Dari berbagai kalangan, minum minuman berkarbonasi itu masyarakat miskin yang paling banyak minum," jelasnya.

Ia menuturkan, jika cukai dikenakan sebesar Rp 3.000 per liter maka dampak terparah akan dialami kalangan masyarakat bawah. Asumsinya dengan harga maksimal minuman sebesar Rp 8.000 per liter.

"Mereka yang yang paling menderita, jadi dampaknya seperti itu, kalau yang berpenghasilan tinggi ya tidak apa-apa harganya naik," cetus Euginia.

Inipun, menurutnya akan memperburuk posisi industri karena akan menurunkan permintaan hingga 64,9%. Selain itu, pekerja informal seperti warung yang menjual minuman juga dipastikan terkena dampak.

"Ada shock terlalu berat, dan mereka akan langsung menghentikan konsumsi, dan itu menimbulkan kerugian," pungkasnya.

(hen/hen)