"Jadi ibu tadi ngobrol dan memohon segala pengertian dari sebuah bisnis. Kita setuju produsen pakan ikan menurunkan insentif ke pasar atau istilahnya CSR. Jadi dipaksa sama Bu Menteri untuk menggairahkan (bisnis) budidaya agar tidak mati segan hidup tak mau insentif pakan ikan Rp 1.000/kg. Jadi dari Rp 9.000/kg menjadi Rp 8.000/kg seperti pakan lele dan ikan air tawar," kata Susi saat ditemui di ruang kerjanya, Gedung Mina Bahari I, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (13/02/2015).
Menurut Susi pakan ikan menyumbang biaya produksi terbesar untuk kegiatan bisnis budidaya ikan air tawar yaitu 80%. Pasca harga pakan turun, Ia yakin Indonesia mampu memenuhi seluruh kebutuhan protein dalam negeri terutama dari ikan budidaya air tawar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berhasil menurunkan harga pakan Rp 1.000/kg, Susi berharap harga pakan ikan budidaya di dalam negeri terus turun. Ia juga siap membantu memberikan insentif dari kucuran dana anggaran bagi sektor budidaya ikan sebesar Rp 400 miliar.
Susi menjamin ketersediaan bahan baku berupa ikan lemuru yang dijadikan fish meal (tepung ikan) yang menjadi bahan dasar pembuatan tepung ikan.
"Target 3 bulan ke depan pakan ikan turun Rp 3.000/kg. Bulan Maret harga pakan ikan maunya turun Rp 2.000/kg," jelasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Divisi Pakan Aqua Culture Denny Indrajaja mengaku senang dengan kerja sama ini. Pihaknya sama sekali tidak keberatan bila Susi meminta harga pakan ikan turun asalkan para pengusaha dipermudah mendapatkan bahan baku ikan.
"Tidak ada kata memberatkan. Kita harus melakukan teroboson terutama teknologi budidaya kemudian penggunaan pakan harus lebih efisien," jelasnya.
(wij/hen)