Ajak Perang Dagang, Trump Kucurkan Petani AS Rp 87 Triliun

Ajak Perang Dagang, Trump Kucurkan Petani AS Rp 87 Triliun

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Selasa, 28 Agu 2018 19:16 WIB
Foto: BBC World
Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggelontorkan US$ 6 miliar atau sekitar Rp 87 triliun kepada para petani. Hal ini dilakukan untuk membantu industri pertanian dalam perang dagang.

Departemen Pertanian AS mengatakan dalam pengumumannya bahwa mereka diberi wewenang untuk menyediakan hingga US$ 12 miliar bantuan kepada industri pertanian. Namun pada Senin, Departemen Pertanian AS mengatakan bantuan awal akan terdiri dari US$ 4,7 miliar dalam pembayaran kepada produsen pertanian tujuh komoditas, serta pembelian pemerintah hingga US$ 1,2 miliar pada komoditas tertentu.

Selain itu, ada juga bantuan tambahan hingga US$ 200 juta untuk memasarkan produk pertanian AS ke luar negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Petani kedelai mendapatkan bagian terbesar hampir US$ 4,7 miliar dalam fasilitas ini yang juga akan dibayarkan kepada produsen jagung, kapas, susu, babi, dan gandum mulai 4 September. Departemen Pertanian AS pertama kali meluncurkan paket mitigasi perdagangan pada 24 Juli lalu.

"Kami selalu tahu bahwa pertanian akan menjadi ujung tombak jika negara lain memutuskan untuk membalas," kata Sekretaris Departemen Pertanian AS Sonny Perdue dikutip dari CNBC, Selasa (28/8/2018).

Kedelai merupakan komoditas yang terdampak paling besar karena tarif China dan mendapatkan fasilitas hingga US$ 3,6 miliar. Kemudian bantuan US$ 290 juta akan digunakan untuk daging babi, sekitar US$ 277 juta untuk kapas, dan US$ 156 juta untuk sorgum gandum, serta US$ 127 juta untuk susu, dan $ 96 juta untuk jagung.

Menurut Perdue, pemberian bantuan tersebut dilakukan pemerintah dan dipantau dengan mempertimbangkan berbagai hal.

Beberapa bantuan Trump datang melalui otoritas Commodity Credit Corp (CCC). CCC akan menentukan tingkat pembayaran kepada para petani dari suatu komoditas yang dicakup dengan melihat tingkat gangguan perdagangan dan periode penyesuaian terhadap pola perdagangan baru.

Pembayaran akan dikelola oleh Badan Layanan Pertanian dari Departemen Pertanian dan terbatas untuk para petani yang memiliki pendapatan kotor kurang dari US$ 900.000 untuk tahun pajak 2014 hingga 2016. Pembayaran juga akan dibatasi per orang atau perusahaan legal dengan gabungan US$ 125.000.

Program pemerintah untuk membeli hingga US$ 1,2 miliar dalam komoditas tertentu yang terkena dampak perang dagang dilakukan oleh Layanan Pemasaran Pertanian Departemen Pertanian AS. Pejabat Departemen Pertanian AS berencana untuk melakukan pembelian selama beberapa bulan ke depan.


Departemen Pertanian AS berencana untuk melakukan pembelian komoditas selama empat fase yang berbeda dalam beberapa bulan mendatang, yang memungkinkan perubahan dalam kondisi pertumbuhan, ketersediaan produk dan kondisi pasar, di antara hal-hal lainnya. Pemerintah mengatakan program pembelian akan mencakup berbagai komoditas pertanian, mulai dari daging babi dan susu hingga buah dan kacang segar.

Pemerintah berencana untuk membeli hingga hampir US$ 85 juta susu dalam program pembelian makanan dan hingga hampir US$ 560 juta dalam produk daging babi. Ada juga rencana untuk membeli hampir US$ 93 juta pada produk apel, sekitar US$ 55,6 juta untuk jeruk, serta lebih dari US$ 100 juta dalam berbagai produk kacang-kacangan.

Dinas Pertanian AS akan bertugas mengelola hingga US$ 200 juta yang tersedia untuk mengembangkan pasar luar negeri untuk produk pertanian AS.

"Uang promosi dagang akan membantu eksportir pertanian mengidentifikasi dan mengakses pasar baru untuk membantu mengurangi dampak buruk dari pembatasan negara lain," kata Perdue.

Petani ikut merasakan dampak perang dagang antara AS dan China. AS telah memberlakukan tarif terhadap China. Trump juga telah mengancam tindakan perdagangan tambahan terhadap China.



Saksikan juga video 'ASEAN Rapatkan Barisan Tangkal Perang Dagang AS':

[Gambas:Video 20detik]

(ara/ang)

Hide Ads