Apakah benar?
"Bisnis kuliner jangan ikut tren," ungkap Founder Nasi Goreng Rempah Mafia Stefanie Kurniadi dalam acara d'Preneur di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2016).
![]() |
Bisnis kuliner dibangun dengan konsep jangka panjang dan berkelanjutan. Artinya siapapun yang berbisnis di bidang ini, harus mampu menciptakan produk yang mampu melekat permanen untuk konsumennya.
"Sebetulnya bisnis kuliner yang suistanable (yang bisa berlanjut) yaitu produk yang longlasting (permanen)," ujarnya.
Di samping itu, fokus pada segmen yang dituju juga penting dalam berbisnis. "Misalnya fokus pada anak kuliah. Anak kuliah itu setiap tahun pasti ada. Jadi fokus di satu segmen tertentu tapi produknya sustainable dan market-nya selalu ada," tandasnya.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Owner Holycow Steakhouse by Chef Afit, Lucy Wiryono. Menurut Lucy, fokus pada kekuatan produk sangat penting dalam bisnis kuliner.
"Kalau tren nggak usah pusing cari kemana. Holycow lihat cuma daging ditambahin sayur, simple saja. Tapi kita ingin ketika orang ingin makan steak, maka ingatnya Holycow," terang Lucy.
![]() |
Maka dari itu dibutuhkan riset yang lebih tajam sebelum memulai bisnis kuliner.
"Misalnya bakso, semua orang kan bisa bikin bakso. Tapi apa bedanya. Itu justru yang akan menjadi kekuatan. Misalnya bakso dikasih iga atau rawit atau apapun yang enak dan menjadi karakter," paparnya.
"Meskipun nanti akan ditiru orang, tapi kita harus jadi pioner. Jangan jadi followers. Karena nggak pernah ada yang pernah-pernah baru di dunia ini," tutup Lucy. (mkl/dna)