Nama Pasar Santa beberapa waktu terakhir menjadi buah bibir. Namun bukan soal menjamurnya kafe-kafe modern di kawasan pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya ini. Para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Santa sedang menghadapi penggusuran lapak usahanya yang sudah mereka tempati bertahun-tahun.
Pasar Santa yang berada di Jalan Cipaku I Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini memang tak hanya diramaikan oleh para pedagang yang berjualan di dalam pasar dengan kios-kios rapi.
Di sekitar pasar yang berlantai 4 ini, juga terdapat PKL bahkan ada yang berjualan di sisi trotoar pasar. Jumlah PKL yang berjualan kurang lebih 50-an pedagang mencakup tukang buah, toko alat listrik, warteg, tukang bunga dan lain-lain. Para PKL ini berdiri dengan bangunan semi permanen nampak seperti papan triplek, tiang kayu, beratap asbes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini memang sudah dikasih tahu akan ada penggusuran, kemarin Minggu pagi, sudah ada yang digusur 15 pedagang," kata Rohim kepada detikFinance, Senin (15/2/2015)
Menurut Rohim mereka mengatasnamakan Kelurahan, Kecamatan, dan Suku Dinas Perdagangan DKI Jakarta. "Ini belum semua, nanti tempat saya akan kena gusur tanggal 3 Maret, yang sekitar STM Penerbangan akan kena gusur 26 Februari," ungkap Rohim.
Rohim mengatakan alasan penggusuran para PKL untuk memperluas area parkir selama ini sudah penuh sejalan banyaknya pengunjung yang mendatangi pasar termasuk sedang booming kafe-kafe di atas Pasar Santa.
"Sekarang sudah banyak kafe di atas banyak yang datang bawa mobil," katanya.
Selain itu, penggusuran juga terjadi di luar area Pasar Santa, khususnya PKL yang berada di trotoar jalan. Alasannya untuk mengembalikan fungsi trotoar.
Lastri, pedagang warteg yang ada di area parkir Pasar Santa menanggapi hal sama, penggusuran sudah terjadi kemarin. "Iya kemarin digusur hari minggu, ada tukang nasi uduk, ada goreng, ada tukang bunga, macam-macam ada sekitar 15 orang," katanya.
Ia mengaku sudah diajak rapat oleh kelurahan kecamatan dan suku dinas dan surat pemberitahuan. Dalam surat pemberitahuan itu, sudah ada tembusan ke pemerintah kota.
"Tapi kita ketemu wali kota, katanya nggak ada program penggusuran, kita nggak tahu mau mengadu ke mana," kata Lastri dengan wajah bingung.
(hen/dnl)