Caranya dengan mengalihkan cadangan migas nasional yang saat ini dikuasakan kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ke Pertamina. Cadangan migas nasional akan dijadikan leverage alias aset yang dapat digunakan Pertamina untuk mencari pinjaman.
Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam mengungkapkan, kemampuan investasi Pertamina bisa meningkat sampai 3 kali lipat bila rencana itu terealisasi. Capital expenditure (capex) Pertamina saat ini US$ 5-7 miliar per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pinjaman yang diperoleh dengan menjaminkan aset tersebut bisa untuk meningkatkan produksi migas, Pertamina bisa makin ekspansif menguasai cadangan-cadangan migas di luar negeri.
"Banyak kalau kita sudah mampu, bisa tambah investasi di hulu," ucapnya.
Hingga 2025, Pertamina membutuhkan biaya sebesar US$ 70 miliar atau setara dengan Rp 910 triliun untuk investasi di hulu migas. Itu dibutuhkan agar produksi minyak dan gas bumi pada 2025 mencapai target sebesar 1,9 juta barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day/boepd).
Pertamina juga bisa menjadi tuan di negeri sendiri. Sekarang Pertamina hanya menguasai 24% dari produksi migas nasional. Diharapkan ke depan Pertamina bisa dominan dalam produksi migas nasional, seperti Petronas di Malaysia. (drk/drk)