Padahal kebijakan ini baru diterapkan lima hari lalu. Tujuan Perdana Menteri, Narendra Modi, menarik pecahan besar ini adalah memberantas korupsi yang sudah akut di India.
Tak lama setelah kebijakan tersebut berlaku, warga India pun berbondong-bondong menukarkan uangnya ke bank setempat. Bank-bank ini juga tetap buka di akhir pekan untuk melayani nasabah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan ada banyak masalah lagi kalau situasi tidak bisa normal seperti semula," kata Sanjay Padole, yang sudah mengantre untuk tukar uang di salah satu bank lokal ketika diwawancarai CNN, Selasa (15/11/2016).
Sebanyak 98% transaksi di India dilakukan dengan uang tunai. Wajar saja ketika ada pecahan yang ditarik dari peredaran membuat warganya kelimpungan.
Apalagi negara dengan 1,3 miliar penduduk ini hanya punya 200.000 ATM menurut survei PricewaterhouseCoopers. Setengah dari jumlah ATM itu bahkan tidak berfungsi alias rusak.
"Jika 10 orang saja mengantre di ATM, setelah itu uangnya langsung habis. Kebijakan pemerintah ini bagus, tapi tidak diikuti oleh pelaksanaan yang baik," kata Sunil Chadha (54), warga India yang sedang mengantre di ATM.
Lihat penampakan warga India mengantre untuk tukar uang di berita ini. (ang/dnl)











































