"Saya menghitung sebenarnya kalau bukan karena selisih kurs laba BUMN bisa terlampaui. Hanya karena selisih kurs yang menggerus cukup besar," kata sekretaris Menteri Negara BUMN, Said Didu usai pemberian penghargaan BPK kepada Pemerintah Pusat dan Daerah, di Auditorium BPK, Jalan Gatot Subroto,Jakarta, Kamis (15/1/2009)..
"Saya belum tahu pasti angkanya, nanti minggu depan saya kasih angkanya. Tanpa selisih kurs, laba terlampaui lebih dari Rp 80 triliun. Tapi Itukan hanya pembukuan saja," lanjut Said yang mengatakan rugi kurs menggerus laba 5-10%.
BUMN yang memenuhi target pencapaian laba di tahun 2008 adalah Pertamina. Sedangkan BUMN pertambangan dan perkebunan turun sedikit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya kenapa kurs disalahkan sebagai kambing hitam, Said mengatakan, "Bukan kambing hitam, dan saya nggak suka cari kambing hitam, kalau saya salah saya tanggung jawab. Tanya PPATK real sekali,".
Bagaimana tidak rugi kurs kata Said, karena rupiah tahun 2008 dibuka masih di level 9.200/US$ namun di akhir tahun ditutup 10.950/US$.
"Selisih ini yang bikin rugi, jangan bilang kambing hitamlah. Said Didu tidak pernah cari kambing hitam tapi cari kambing putih," katanya sambil berkelakar. (ir/qom)