Mungkin seringkali kita melihat atau mendengar tindakan anak muda justru tidak membanggakan orang tua mereka, atau bahkan sebaliknya justru memalukan. Tapi bukan berarti kebahagiaan orang tua tidak pernah mereka pikirkan.
Satu waktu saya terlibat pembicaraan dengan anak punk, yang biasa dandan "aneh" kelihatan kumuh dan lusuh, gaya rambut mohawk, dengan asesoris rantai bergelantungan. Sepintas bila melihat mereka, kita cenderung untuk berpikir, bereaksi dan bersikap negatif terhadap mereka. Memang hal ini naluriah saja, bila kita melihat sesuatu yang beda dari kelaziman, kita cenderung berprasangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, satu hal yang ingin saya ketahui, yaitu apa motivasinya? Dan diluar perkiraan saya, dalam obrolan yang mengalir itu, anak muda ini mengatakan bahwa sebenarnya dia ingin bisa mandiri untuk membahagiakan ayahnya, yang selama ini membesarkan dia dan kakaknya sebagai single parent? Wow, sebuah pengakuan yang mengagetkan, datang dari seorang anak punk, yang sering dianggap berandal dan ugal-ugalan.
Dalam diskusi yang lain, seorang pemudi yang hobi sekali nge-dance, mengatakan ia dengan beberapa temannya sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti dance competition. Apa yang menggerakkannya? Sekali lagi agar orang tuanya bangga. Apalagi bila menang, bisa mengikuti exhibisi hingga ke luar negeri.
Hasrat membahagiakan orang tua, sudah menjadi unspoken common desire-nya anak muda. Tapi sayangnya tidak semua anak muda meyadari potensinya masing-masing, dan sangat sedikit pula saluran yang tersedia untuk mengakomodir hasrat mereka.
Pop Mie Cheerleadance dan Indomie Jingle adalah contoh cara pintar yang digunakan pemasar untuk memfasilitasi hasrat anak muda dalam membahagiakan orang tua mereka. Yaitu memberikan kesempatan bagi anak muda untuk unjuk kebisaan dan berprestasi di bidang tari dan musik.
Artikel ini ditulis berdasarkan analisa hasil riset sindikasi terhadap hampir 800 responden anak muda di 6 kota besar di Indonesia, SES A-B, Umur 16-35, yang dilakukan bulan Februari-Maret 2010 oleh MarkPlus Insight berkerjasama dengan Komunitas Marketeers.
Oleh Joseph Kristofel (Associate Research Manager, MarkPlus Insight)
Join the conversation on www.the-marketeers.com atau di Twitter @the_Marketeers
(qom/qom)











































