Modal Rp 52 T, Bank Mandiri Klaim Satu-satunya 'Bank Internasional'

Modal Rp 52 T, Bank Mandiri Klaim Satu-satunya 'Bank Internasional'

- detikFinance
Kamis, 31 Mar 2011 07:27 WIB
Jakarta - Usai rights issue awal tahun ini, modal PT Bank Mandiri Tbk mencapai Rp 52,68 triliun. Bank Mandiri mengklaim diri sebagai satu-satunya bank skala internasional di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini saat bertemu dengan pimpinan media massa di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta, Rabu malam (31/3/2011).

"Modal kita saat ini Rp 52,68 triliun dengan rights issue. Kita jadi satu-satunya bank di Indonesia yang memenuhi kriteria bank internasional menurut arsitektur perbankan Indonesia (API)," tutur Zulkifli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dia sempat bertanya kepada Bank Indonesia (BI) apa insentif yang didapat dengan predikat bank internasional ini.

"Kami tidak tahu insentifnya apa menjadi bank internasional," kata Zulkifli.

Di 2010 lalu, kinerja Bank Mandiri cukup kinclong dengan membukukan laba bersih Rp 9,2 triliun, naik 28,8% dari Rp 7,15 triliun di 2009.

Zulkifli mengakui laba terbesar dari margin bunga bersih (net interest margin/NIM). "Bank-bank di Indonesia memang NIM-nya tinggi," imbuhnya.

Ini terjadi karena bank sulit mendapatkan pendapatan yang besar dari fee based income atau komisi. "Kalau bank di luar negeri banyak sekali fee based-nya. Kita cuma terbatas dari ekspor impor, remitansi, dan jual beli valas," jelas Zulkifli.

"Tapi kenapa sih tidak dibiarkan saja laba bank-bank di Indonesia besar-besar? Negara kita itu ada 15 ribu lebih pulau, jadi bank banyak kebutuhan untuk menjangkau banyak daerah," tutur Zulkifli.

Di tempat yang sama, Direktur Strategis dan Keuangan Pahala Mansyuri mengatakan, dengan cakupan wilayah yang besar, maka butuh investasi yang besar dari perbankan.

"Ada 120 bank di Indonesia, tapi jumlah cabangnya sedikit. Sementara penduduk yang bankable mencapai 100 juta, sehingga harus investasi. Bayangkan, satu mesin ATM saja butuh US$ 2.000 hingga US$ 10.000. Tahun ini kita akan tambah sekitar 20 ribu ATM," paparnya.

Karena itu, menurutnya, bank di Indonesia butuh laba besar untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan cakupan wilayah yang besar tersebut.

(dnl/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads