"Industri multifinance dan asuransi tidak mempunyai rujukan data dari calon nasabah, ya bisa dikatakan Buta. Data hanya disediakan oleh calon nasabah yang merupakan kelemahan penerapan know your customer," kata Ketua Bidang IT Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Josh Luhukay di sela acara seminar bertema Know Your Customer di Hotel Nikko, Jakarta, Selasa (21/6/2011).
Jika kedua industri tersebut tidak mengenal jauh profil nasabahnya, menurut Josh, rentan terjadi praktek pencucian uang di kedua industri tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walaupun SID belum maksimal setidaknya bank dapat menggunakan data tersebut," tuturnya.
Dikatakan Josh, terdapat 161 juta penduduk yang layak diberikan kredit, pembiayaan bahkan fasilitas penempatan dan pengelolaan dana.
"Namun, 96% nasabah asuransi itu belum ada track record-nya. Jadi Sering kali terjadi permainan agen, broker dan kedua indsutri tersebut kadang terkena penipuan karena data palsu," ungkap Mantan Wakil Dirut Bank Danamon ini.
Lebih jauh Josh mengharapkan Biro Kredit Swasta dapat segera terbentuk. Biro ini nantinya akan berisikan profil, track record di keempat jasa keuangan yakni perbankan, multifinance, asuransi umum dan asuransi jiwa.
"Jadi saling terintegrasi satu sama lain, ada upaya untuk Know Your Customer nantinya secara efektif," katanya.
(dru/ang)











































