Laba bersih tersebut meningkat seiring tingginya penyaluran kredit yang tumbuh 33% mencapai Rp 26,7 triliun dibanding semester pertama 2010 yang tercatat Rp 20,1 triliun.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengungkapkan dalam dua tahun terakhir ini, BTPN telah mengembangkan program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur untuk nasabah purnabakti berupa program Pensiun Sehat dan Sejahtera (PSS) dan program C2G (Capacity to Grow) untuk nasabah pelaku usaha mikro dan kecil (UMK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, program pemberdayaan nasabah ini merupakan salah satu kunci utama pertumbuhan kinerja prima BTPN secara berkelanjutan.
BTPN juga mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 32% mencapai Rp 29,5 triliun dibanding periode yang sama 2010 sebesar Rp 22,3 triliun. Sedangkan total aset BTPN mencapai Rp 40 triliun atau meningkat sebesar 43% dibandingkan Juni 2010.
Dari sisi Rasio Kredit Bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) net tercatat cukup rendah di posisi 0,47%. Dan Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) mencapai 21,1% per akhir Juni 2011.
"Kedepan BTPN memiliki ruang yang cukup untuk bertumbuh. BTPN akan terus melakukan pemberdayaan mass market sekaligus menjaga pertumbuhan dan kualitas bisnis, kecukupan modal, kehatian-hatian serta efisiensi yang tepat, secara terintegrasi untuk terus dapat membukukan kinerja prima berkelanjutan," tutur Jerry.
Saat ini BTPN telah melayani lebih dari 900.000 nasabah, bertumbuh pesat dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, melalui 1.100 jaringan kantor yang telah beroperasi secara online realtime, yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
(dru/qom)











































