Hal ini disampaikan Direktur Utama Mitratel, Edy Irianto, di kantor pusat BRI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (20/7/2011). "Paling cepat IPO semester II-2012. Kami ingin kejar menara menjadi 3.000 unit dulu," kata Edy.
Penawaran saham publik mulai dikejar di awal tahun depan, usai Mitratel memiliki banyak menara. Bahkan sampai dengan akhir 2012, pemegang saham perseroan, Telkom, menargetkan 4.000 menara kepada Mitratel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudiro juga menginginkan pengelolaan menara Telkom dan Telkomsel diserahkan kepada Mitratel. Khusus pada pengelolaan 16 ribu menara Telkom akan dilakukan secara bertahap.
"Nantinya Mitratel akan jadi perusahaan terbesar setelah Telkomsel," tuturnya.
Menurut Edy, dengan terus menambah jumlah unit menara yang dimiliki perseroan, diharapkan saham IPO kelak dapat diterima oleh investor pasar modal.
Sebagai informasi, dengan target 3.000 menara di akhir tahun Mitratel telah menganggarkan dana Rp 2,5 triliun sebagai belanja modal 2011. Dimana Rp 1 triliun telah didapat melalui pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Dalam mencapai target, Mitratel juga siap mengakuisisi aset menara yang dipunyai perusahaan lain. Akuisisi menbawa keuntungan bagi perseroan, karena mereka tidak perlu repot mencari tenant.
"Memang lebih untung kalau akuisisi, dibandingkan baru," tegas Edy.
Dengan tumbuh menjadi perusahaan menara bersar, diharapkan Mitratel dapat menambah daya saing dengan perusahaan-perusahaan kompetitor di industri sejenis yang telah melakukan IPO lebih dulu, seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
(wep/ang)











































