Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan perseroan, Rabu (3/8/2011), emiten berkode FREN ini meraup pendapatan Rp 445,17 miliar, naik tinggi jika dibandingkan Rp 196,13 miliar di paruh pertama di 2010 lalu.
Namun, beban usaha perseroan naik tinggi menjadi Rp 1,351 triliun di enam bulan pertama tahun ini, dibandingkan Rp 566,21 miliar tahun lalu. Terutama di pos operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi yang mencapai Rp 556,18 miliar serta penyusutan dan amortisasi Rp 515,37 miliar
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keuntungan kurs dan penghasilan bunga yang cukup tinggi membuat perseroan mendapat penghasilan lain-lain bersih senilai Rp 13,614 miliar dari sebelumnya berupa beban lain-lain sebesar Rp 229,77 miliar.
Sayangnya, hal tersebut tidak banyak membantu perseroan karena tetap bukukan rugi sebelum pajak sebanyak Rp 893,01 miliar di akhir Juni 2011 dibandingkan tahun lalu Rp 599,86 miliar.
Rugi bersih per saham dasar perseroan justru turun menjadi hanya Rp 5,82 per lembar di semester pertama tahun ini, dibandingkan Rp 12,86 per lembar tahun lalu karena adanya penggabungan usaha.
Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 13.40 waktu JATS, harga saham FREN stagnan di Rp 50 per lembar tanpa ditransaksikan sama sekali. Harga sahamnya sudah tidak bergerak sejak Januari 2010 silam.
(ang/dnl)











































