Demikian disampaikan VP Corporate Communication Pertamina, Mochammad Harun ketika ditemui dalam acara buka bersama Pertamina, Plaza Senayan, Jumat malam (19/8/2011).
"Harga BBM di sini terlalu murah. Maka itu bagi kita untuk mengembangkan energi terbarukan menjadi sangat sulit," keluh Harun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal kita sudah siap untuk melaksanakannya, tapi mengembangkannya sangat sulit karena terkendala tumpang tindih lahan. Jika ini bisa direalisasikan, maka masyarakat di Bali tidak akan membutuhkan penggunaan BBM maupun Gas untuk kebutuhan listriknya," harapnya.
Namun, menurutnya, pengembangan geothermal tersebut sulit direalisasi karena masyarakat yang juga masih cenderung sering terbiasa mengkonsumsi BBM.
"Kita ini malah lebih senang memakai BBM, dan memakai BBM yang diimpor," terangnya.
Selain itu, tambahnya, permasalahan subsidi BBM yang terlalu murah juga masih menjadi salah satu kendala bagi pengembangan energi baru terbarukan.
"Subsidi itu seharusnya dibuat dalam platform nomilan yang fix (tetap). Misalnya, pemerintah menetapkan untuk setahun subsidi terhadap BBM itu Rp 2.000 per liter. Tapi, ketika ada kenaikan harga minyak dunia maka akan ada kenaikan harga BBM subsidi, namun pemerintah harus tetap mensubsidi BBM tersebut sebesar Rp 2.000 per liter," ungkap harun.
Jika dilakukan seperti itu, maka dampaknya akan berlaku secara psikologis sehingga masyarakat akan sadar ketika harga minyak dunia sedang tinggi, maka harga BBM ikut naik sehingga diharapkan ada kesadara untuk berhemat.
"Jadinya ini kan bisa mendidik masyarakat. Selain itu, tidak akan sulit melakukan penghitungannya, karena sudah ada fix harga subsidinya dan harga BBM pun tetap mengikuti harga pasar," lanjut Harun.
Menurutnya sampai saat ini mekanisme subsidi BBM Indonesia terlalu membebani anggaran negara. "Ketika harga minyak tinggi, namun harga BBM Subsidi tetap sebesar Rp 4.500," ujarnya.
Imbasnya, masyarakat masih cenderung menggunakan BBM ketimbang ingin memakai energi alternatif seperti misalnya gas.
Seperti diketahui, gas juga merupakan salah satu sumber energi yang dimiliki Indonesia, cadangannya pun lebih banyak ketimbang minyak.
Sempat ada wacana pemerintah untuk melakukan konversi pemakaian BBM ke Gas untuk transportasi. Namun, untuk pengadaan konverter kit-nya masih realitf mahal.
Hal seperti ini juga sering diungkapkan oleh para pengamat energi, di mana gas bisa menjadi salah satu energi alternatif murah yang bisa dipakai untuk kebutuhan transportasi. Namun sejauh ini, untuk pengembangan energi melalui gas pun bisa dikatakan belum optimal.
(nrs/ang)