Omzet UKM Naik Tiga Kali Lipat Selama Ramadan

Omzet UKM Naik Tiga Kali Lipat Selama Ramadan

- detikFinance
Sabtu, 03 Sep 2011 14:29 WIB
Jakarta - Setiap Lebaran, kecenderungan masyarakat untuk berbelanja naik tinggi. Hal ini mendorong omzet para pelaku usaha kecil menengah (UKM) sektor perdagangan yang pada tahun ini mengalami kenaikan rata-rata hingga 200%.

Ketua Bidang Perdagangan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Harry Warganegara mengatakan, tingginya tingkat konsumsi masyarakat saat bulan puasa dan Lebaran jelas memberikan peningkatan omzet bagi UKM yang bergerak di sektor perdagangan maupun jasa.

“Omset rata-rata minimarket bisa mencapai Rp 400 juta per bulan per gerai. Kami lihat kenaikkannya antara Rp 800 juta hingga di atas Rp 1 miliar per bulan,” ungkapnya dalam siaran persnya, Jakarta, Sabtu (3/9/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harry mengatakan, kenaikan omzet bagi gerai minimarket meningkat sampai dua hingga tiga kali lipat per bulannya.

Harry melanjutkan, omset UKM waralaba seperti ini tidak bisa dipandang sebelah mata, karena total omzet per tahunnya bisa diperkirakan mencapai sekitar Rp 90 triliun setahun.

Kemudian, sektor ritel seperti mal maupun pusat perbelanjaan juga ikut mendongkrak omzet bagi UKM secara luar biasa sepanjang Ramadan tahun ini. "Kenaikan omzet penjualannya hanya mencapai 20% pada awal-awal Ramadan. Tapi, mendekati Idul Fitri, omzetnya meningkat sampai 300%. Tentu ini berdampak pada UKM, sebab teman-teman di mal juga kebagian rezekinya," tukas Harry.

Kebutuhan sandang masyarakat yang meningkat juga ikut mendorong peningkatan omzet UKM. Selama Ramadan dan menjelang Lebaran 2011, omzet penjuala tekstil dan produk tekstil (TPT) secara nasional diprediksi mencapai di atas Rp 8 triliun. Hal tersebut mengalami peningkatan pada periode yang sama di 2010 sebesar RP 7 triliun.

Dilanjutkan olehnya,permintaan produksi UKM makanan ringan juga meningkat tajam hingga 40% dari hari biasanya. Hal tersebut berdampak pada kenaikkan harga untuk makanan ringan.

"Ini (makanan ringan) mengalami kenaikan 5-15% menjelang Ramadan dan Idul Fitri," katanya.

Harry mengakui, sejauh ini sektor perdagangan maupun jasa memang masih memberi andil bagi peningkatan omzet tersebut. Apalagi didukung denga memuncaknya kebutuhan konsumsi pada momen-momen Lebaran.

"Memang, kenaikan omzet, sebelum, selama dan pasca Lebaran itu bervariatif. Namun rata-rata mengalami kenaikan signifikan dari hari biasa," ujar Harry.

Pihaknya berharap, agar pemerintah dapat menjaga atmosfir yang baik bagi para pelaku UKM ke depannya. Karena HIPMI, melihat industri kecil dan menengah Indonesia masih didorong oleh tingginya konsumsi dalam negeri. Industri ini belum didorong oleh penciptaan daya saing (competitiveness) dan nilai tambah (value added). Hal ini membuat pasar UKM cenderung tidak stabil dan musiman.

(nrs/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads