Demikian disampaikan dalam prospektus ringkas perseroan yang dipublikasikan, di Jakarta, Selasa (6/9/2011). "RUPSLB perseroan akan dilakukan pada 6 Oktober 2011," paparnya.
Menurut manajemen BNBR, hingga 30 Juni 2011 perseroan mencatatkan saldo defisit sebesar Rp 27,7 triliun. Saldo ini merupakan akumalasi defisit dari dua krisis finansial yang menimapa Indonesia yaitu di 1998 dan 2008 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerugian ini terutama disebabkan oleh jatuhnya harga-harga saham pada tahun 2008 lalu," ujar Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Umar kala itu.
Perseroan berharap setelah kuasi organisasi selesai dilakasanakan, posisi keuangan akan menunjukan nilai wajar dan tanpa dibebani defisit masa lampau.
BNBR hingga semester I-2011 mencatat laba bersih Rp 45,493 miliar, lebih dari periode sebelumnya yang selalu meraih rugi Rp 171,51 miliar. Kenaikan laba bersih disebabkan kegiatan investasi dan penghapusan bunga karena pelunasan hutang yang lebih cepat dari seharusnya.
Pendapatan perseroan di paruh pertama tahun ini hanya naik tipis dari Rp 6,003 triliun tahun lalu menjadi Rp 6,479 triliun, dengan laba kotor yang mencapai Rp 1,933 triliun.
(wep/ang)











































