Semua Produsen HP Bandel akan Kena Disinsentif

Semua Produsen HP Bandel akan Kena Disinsentif

- detikFinance
Kamis, 08 Sep 2011 14:07 WIB
Jakarta - Pemerintah mengaku sudah sejak lama mencoba menarik para pabrikan handphone (HP) dunia untuk membangun pabriknya di Indonesia. Namun mereka masih enggan berinvestasi di Indonesia dan lebih memilih menjadikan Indonesia sebagai pasar saja.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan upaya memberikan disinsentif kini sedang dibahas lintas kementerian. Cara ini dianggap akan ampuh menarik produsen HP dunia untuk membangun pabrik mereka di Indonesia.

"Produsen besar belum mau, seperti Nokia, Samsung, Sony, BlackBerry, mau nggak mereka buat disini. Sudah kita sampaikan sudak sejak lama, tapi belum ada juga," kata Budi kepada detikFinance, Rabu (8/7/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Budi, pasar Indonesia yang per tahunnya mampu menyerap 30 juta HP sudah sepantasnya menjadi basis produksi para pabrikan HP tersebut. Faktanya sampai detik ini mereka lebih senang menjadi pedagang alias hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar.

"Dari sisi regulasi pemerintah tak membedakan merek satu dengan yang lain, itu nggak boleh. Pasar kita itu 30 juta (HP) per tahun. Kita ingin dibuat di Indoensia, karena bisa menambah lapangan kerja, kita sarankan para produsen membuat disini, kalau mereka tak mau juga kita buat peraturan, kita buat mereka supaya bangun pabrik disini," katanya.

Ia menambahkan dari 237 juta penduduk Indonesia saat ini, ada 140 juta orang yang memegang HP. Kondisi ini sebenarnya iklim yang sangat menarik buat investasi.

"Supaya tertarik akan diberikan insentif dan disinsentif, kalau nggak maka akan jadi pedagang terus mereka. Pemerintah akan membuat lebih nyaman dan menarik dari sisi bisnisnya," jelas Budi.

Sebelumnya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengaku kecewa karena produsen BlackBerry yaitu RIM justru lebih memilih membangun pabriknya di Malaysia. Gita meminta pemberlakuan disinsentif seperti tarif perpajakan bagi produsen termasuk produsen HP yang hanya mengincar pasar Indonesia saja.

Bahkan Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan perlunya instrumen pengenaan pajak penjualan barang mewah (PPn BM) bagi produk Blackberry yang ternyata lebih memilih Malaysia.

Jauh sebelumnya pihak Kementerian Perindustrian sempat mengakui salah satu penyebab para pabrikan HP dunia enggan membangun pabrik di Indonesia adalah masih tingginya penyelundupan produk HP. Produk HP selundupan dipastikan lolos dari kejaran pungutan pajak sementara produsen HP legal justru akan kena sebaliknya.
(hen/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads