Menurut Direktur Utama SMGR, Dwi Soetjipto, hasil tambang dari satu perusahaan tersebut dapat memasok bahan bakar 400 ribu ton batu bara atau 10% dari total kebutuhan perseroan, 4 juta ton.
"Kita alokasikan Rp 1 triliun, dan akan masuk dalam budget tahun ini. Tapi kita masih berhitung. Ada yang menawarkan, dari Kalimantan Selatan dan Timur juga," jelas Dwi di Pacific Place, SCBD, Jakarta, Senin (12/9/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini perseroan masih melakukan studi kelayakan akan beberapa Kuasa Pertambangan (KP) tersebut. Namun manajemen manargetkan, akusisi tambang batu bara akan rampung di akhir tahun 2011.
"Kami mencapai dengan kalori 5.000, dengan life time (masa produksi) 10 tahun. Ternyata akuisisi ini tidak mudah," tegasnya.
Aksi strategis tersebut dimaksudkan untuk mendukung rencana jangka menengah dan jangka panjang perseroan untuk meningkatkan kapasitas terpasang produksi semen. Dimana target kapasitas terpasang SMGR sebesar 20 juta ton semen di 2011, dengan kebutuhan konsumsi batu bara sebanyak 3,5 juta ton.
Berdasarkan perhitungan SMGR, kebutuhan konsumsi batu bara pada 2015 akan meningkat lebih dari 6,5 juta ton per tahun. Konsumsi ini digunakan untuk mengejar peningkatan kapasitas terpasang 30 juta ton semen per tahun.
(wep/ang)











































