AEI: Waspadai Fluktuasi Pasar, Tapi Jangan Terlalu Khawatir

AEI: Waspadai Fluktuasi Pasar, Tapi Jangan Terlalu Khawatir

- detikFinance
Rabu, 28 Sep 2011 12:19 WIB
Jakarta - Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) terus memantau dan mewaspadai kondisi pasar saham yang fluktuasi. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan secara berlebih, karena emiten tengah berada pada fase ekspansif.

Demikian disampaikan Ketua AEI, Airlangga Hartarto di Hotel International MidPlaza, Jakarta, Selasa (28/9/2011).

"Emiten tengah ekspansi. Investasi cukup bullish masuk, dan momentum ini harus kita jaga. Alert iya, tapi jangan terlalu khawatir," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, pasar modal Indonesia tidak bisa lepas dari sentimen global. Ini terbukti dengan 'larinya' dana asing yang biasa masuk di saham. Saat pekan lalu, terjadi penjualan saham oleh asing yang besar, menjadikan marjin transaksi yang terlalu lebat.

"Pasar tidak lepas dari isolasi global. Gonjang-ganjing tidak perlu direspon grusah-grusuh. Saat terjadi jual beli yang lebar, susah untuk sektor riil action. Currency yang minggu lalu tidak tersedia, tapi sekarang mulai lancar lagi," paparnya.

Untuk itu penting memperbesar investasi jangka panjang, dan memperkuat basis investor global. "Imbangi jumlah investor, harus sampaikan informasi kepada publik yang kredibel, otoritas harus lakukan agar menenangkan pasar," tegasnya.

Sementara itu, AEI juga belum melihat potensi pemunduran jadwal penawaran saham perdana (IPO) dari 7-10 calon emiten. "Tergantung kalau underwriter-nya asing bisa saja kan. Dan kalau mundurpun tidak masalah," ucapnya.

Demi menjaga transaksi di pasar modal, Airlangga pun berharap semakin banyak perusahaan melakukan IPO. Khususnya yang bergerak di bidang perkebunan dan memiliki lini bisnis terintegrasi.

"Kita bisa mencari emiten yang punya potensi bagus, bisa kebun yang punya downstream," imbuhnya.

"Kemudian, memperkuat investor domestik dengan bisa pensiun funds masuk melalui Indonesia, asuransi juga. Kan selama ini dioperasikan di Singapura. Jadi penting untuk perkuat institusi sendiri, tarik ke Indonesia supaya jadi less volotile," pungkas Airlangga.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads