Gara-gara Utang, Selandia Baru Turun Peringkat

Gara-gara Utang, Selandia Baru Turun Peringkat

- detikFinance
Jumat, 30 Sep 2011 10:56 WIB
Wellington, - Dua lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's dan Fitch Ratings menurunkan peringkat utang Selandia Baru berkaitan dengan memburuknya posisi utang luar negari negara tersebut dan besarnya biaya untuk pemulihan pasca gempa bumi.

Fitch memangkas peringkat utang Selandia Baru satu level menjadi "AA". Beberapa jam kemudian, S&P memangkas peringkat utang valas jangka panjang Selandia Baru dari "AA+" menjadi "AA" dan peringkat utang lokal jangka panjang dari "AAA" menjadi "AA+".

"Penurunan peringkat tersebut menyusul penilaian kami tentang kemungkinan posisi eksternal Selandia Baru akan memburuk pada saat yang sama ketika kondisi fiskal negara tersebut melemah akibat tekanan biaya yang berkaitan dengan gempa bumi dan stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan," jelas S&P dalam penjelasannya seperti dikutip dari AFP, Jumat (30/9/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekonstruksi masif setelah gempa melanda Selandia Baru pada Februari lalu diperkirakan menelan dana hingga US$ 11,5 miliar atau sekitar NZ$ 15 miliar. Gempa tersebut merusakkan sebagian kota terbesar kedua di Selandia Baru, Christchurc dan menewaskan 181 orang.

S&P menjelaskan, posisi utang eksternal Selandia Baru yang sudah mencapai 70% dari PDB pada Juni lalu, telah diperburuk oleh tingginya utang sektor pertanian dan rumah tangga, ketergantungan pada pendapatan komoditas dan populasi yang menua.

Analis sovereign credit S&P, Kyran Curry mengatakan, outlook peringkat Selandia Baru masih stabil, namun bisa mengalami tekanan lagi jika posisi utang eksternal negara tersebut terus memburuk.

"Outlook stabil menyeimbangkan stabilisasi yang kita harapkan antara profil utang pemerintah dalam jangka menengah dan risiko yang berhubungan dengan tingginya utang eksternal," ujarnya.

Sementara Fitch mengatakan, defisit neraca berjalan Selandia Baru yang merefleksikan ketidakseimbangan struktural antara simpanan dan investasi diperkirakan meningkat menjadi 4,9% dari PDB di 2012 dan 5,5% pada 2013.
(qom/dnl)

Hide Ads