ICP September Bertengger di US$ 111

ICP September Bertengger di US$ 111

- detikFinance
Selasa, 04 Okt 2011 09:01 WIB
Jakarta - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada bulan September 2011 berdasarkan hasil perhitungan formula ICP, turun sebesar US$ 0,67 per barel dari US$ 111,67 per barel menjadi US$ 111,00 per barel.

Untuk harga Minas/SLC turun sebesar US$ 2,41 per barel dari US$ 114,91 per barel menjadi US$ 112,50 per barel. Demikian data yang dikutip dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Selasa (4/10/2011).

Menurut laporan Tim Harga Minyak Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, penurunan harga ICP ini dikarenakan turunnya harga minyak mentah SLC dan Duri yang merupakan acuan hampir 50% harga minyak mentah dalam basket ICP, setelah sempat meningkat tajam di atas pergerakan harga minyak mentah lainnya akibat tingginya permintaan dari Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, penurunan ini dipengaruhi juga kareba peningkatan pasokan minyak dunia. Dalam publikasi International Energy Agency (IEA) bulan September 2011, pasokan minyak mentah dunia meningkat sebesar 1 juta barel per hari (bph), ditopang peningkatan produksi dari kawasan Amerika Latin dan negara-negara OPEC.

IEA merevisi permintaan minyak global 2011 menjadi 89,3 juta bph atau turun 0,2 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya akibat turunnya permintaan dari negara non OECD dan berkurangnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Begitu pula halnya dengan OPEC yang merevisi permintaan minyak dunia menjadi 87,99 juta bph atau turun 0,15 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, akibat rendahnya konsumsi selama driving season di AS dan buruknya performa ekonomi di negara OECD.

Meski ICP turun, rata-rata minyak mentah internasional masih lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Ini didorong oleh kekhawatiran pasar atas terjadinya badao tropis di kawasan Teluk Meksiko pada awal September 2011 (Pemerintah AS mengatakan telah kehilangan 5,7% produksi minyak dan 2,4% produksi gas dari kawasan tersebut).

Kemudian, kebijakan Pemerintah Obama mengeluarkan paket penyelamatan ekonomi senilai 450 miliar dollar untuk mengurangi pengangguran, serta upaya Uni Eropa, IMF, dan Bank Central utama dunia memberikan dukungan kepada negara-negara yang mengalami krisis hutang seperti Yunani dan Portugal.

Untuk kawasan Asia Pasifik, kilang-kilang di China tengah dalam perawatan sehingga pengolahan turun hingga 0,5 juta bph, namun impor minyak juga tidak mengalami peningkatan sehingga mengindikasikan turunnya permintaan China. Sementara di Jepang juga terjadi penurunan kebutuhan listrik dibanding bulan sebelumnya.

Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan September dibandingkan Agustus 2011, sebagai berikut:

  • WTI (Nymex) turun sebesar US$ 0,73/barel dari US$ 86,34/ barel menjadi US$ 85,61/barel.
  • Brent (ICE) turun sebesar US$ 0,02/barel dari US$ 109,93/ barel menjadi US$ 109,91/barel.
  • Tapis (Platts) naik sebesar US$ 3,37/barel dari US$ 116,36/ barel menjadi US$ 119,73/barel.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 1,58/barel dari US$ 106,32/ barel menjadi US$ 107,90/barel.
(nrs/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads