"Jadi tidak hanya Garuda yang sahamnya terpuruk namun juga industri penerbangan lainnya," ungkap Direktur Utama PT Garuda Indonesia Airlines (Persero) Tbk (GIAA) Emirsyah Satar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (7/10/2011).
Emir memaparkan, New Zealand Airlines misalnya, harga sahamnya turun dari 1,5 dolar AS menjadi 1,1 dolar AS. Hal yang sama juga terjadi oleh Cathay Pacific Airlines yang harga sahamnya turun dari 24 dolar Hongkong menjadi 12 dolar Hongkong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya Air Asia yang harga sahamnya stabil karena potensinya sangat besar karena bisnisnya fokus pada penerbangan berbiaya murah," katanya.
Sementara harga saham Garuda turun hingga Rp 430, padahal ketika IPO sahamnya dipatok pada level Rp 750.
(dru/qom)











































