Disentil DPR Soal Calon Menteri ESDM, Karen Membisu

Disentil DPR Soal Calon Menteri ESDM, Karen Membisu

- detikFinance
Senin, 10 Okt 2011 12:36 WIB
Disentil DPR Soal Calon Menteri ESDM, Karen Membisu
Jakarta - Ketua Badan Anggaran Melchias Marcus Mekeng 'menggoda' Direktur Utama PT Pertamina (persero) Karen Agustiawan soal pencalonannya sebagai menteri ESDM. Namun Karen terdiam dan memilih berkomentar soal BBM bersubsidi.

Dalam Rapat Kerja antara Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah terkait pembahasan subsidi BBM dan TDL, Melchias meminta tanggapan Karen terhadap perkiraan volume BBM bersubsidi pada tahun 2012. Namun, pada kesempatan tersebut, Melchias menyentil Karen dengan isu calon Menteri ESDM yang selama ini tersebar di tengah masyarakat dan media.

"Mungkin ada dari BPH Migas dan Pertamina ada tanggapan. Ini ibu calon menteri bagaimana tanggapannya?" ujar Melchias di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/10/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi sentilan tersebut, Karen hanya diam. Sementara Menteri ESDM Darwin Z Saleh yang juga hadir dalam rapat tersebut, tidak mendengar sentilan tersebut karena sedang mengobrol dengan dirjennya. Sementara, para hadirin sudah sorak sorai mendengarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Karen yakin target volume BBM sebesar 37,8 juta kiloliter bisa tercapai asalkan adanya perubahan regulasi seperti perpres 55 tahun 2005, serta pengaturan ulang pengguna BBM bersubsidi.

Selain itu, lanjut Karen, perlunya investasi dari pihak swasta guna melakukan pengalihan dari Premium ke Pertamax. Kebutuhan investasi tersebut mengingat banyak SPBU yang dimiliki pihak swasta.

Dari SPBU yang ada, lanjut Karen, sekitar 4400 SPBU, hanya 70an yang dimiliki Pertamina, selebihnya dimiliki swasta dan ada sekitar 1700 SPBU swasta di Jawa Bali. Sehingga total investasi yang dibutuhkan SPBU swasta di Jawa Bali sebesar Rp 232 miliar. Sementara, untuk di luar Jawa Bali dibutuhkan investasi sebesar Rp 291 miliar.

"Sehingga untuk mencapai 37,8 juta kiloliter titik beratnya di SPBU swasta karena butuh modal untuk menampung Pertamax," pungkasnya.

(nia/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads