Saat ini masih banyak pasien sakit di wilayah itu yang masih dalam tahap penyembuhan dan dikhawatirkan memburuk kondisinya jika kekurangan pasokan obat-obatan.
"Kita hanya punya satu jalan ke Tembaga Pura. Kalau diblok, putus sudah. Kami kekurangan obat, padahal rumah sakit perlu. Tidak tahu pasien sembuh atau tidak," jelas salah satu karyawan PTFI yang terisolasi di Tembaga Pura, dalam teleconference bersama wartawan di Jakarta, Senin (17/10/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini tidak ada pasar, yang ada di Timika. Jadi semua tergantung pada jalan. Untuk itu kami minta pemerintah terkait memperhatikan. Kami juga warga negara, yang mempunyai hak yang sama dalam perlindungan yang ada di lokasi tambang," ucap karyawan lain, Mise Waru.
Di sisi lain, aktivitas sekolah dasar hingga tingkat pertama juga dihentikan sementara. Menurut perwakilan Yayasan Pendidikan Jaya Wijaya di Kuala Kencana, Luki Irawan, penghentian belajar mengajar disebebkan oleh aksi demo yang masih terjadi.
"Total kita tiadakan. Kami imbau, anak-anak dan ibu belajar di rumah. Namun saat (demo) tidak diselesaikan dapat merugikan semua. Karena ini masa depan anak-anak Papua, anak Indonesia. Kami mohon, pulihkan situasi ini," terangnya.
"Proses belajar harus disesuaikan dengan situasi. Pintu tutup, jadi anak-anak harus pakai jalan berbeda lebih panjang. Ini dikhawatirkan akan mengganggu psikologi atau trauma anak," ucap Luki.
Manajemen Freeport, melalui Direktur Executive Sinta Sirait juga mengkhawatirkan saat pemblokiran jalan terus terjadi akan menganggu proses logistik.
(wep/dnl)