Menurut Sekretaris Perusahaan Antam Bimo Budi Satriyo, dalam siaran persnya, Senin (31/10/2011) peningkatan laba ini terutama disebabkan oleh naiknya volume penjualan komoditas feronikel dan emas serta peningkatan harga jual.
Pendapatan perusahaan plat merah itu tercatat naik 36% di triwulan III-2011 menjadi Rp 7,8 triliun Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari komoditas feronikel dengan kontribusi sebesar 40% atau senilai Rp 3,1 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhir September 2011, volume penjualan feronikel naik 37% menjadi 14.985 ton nikel dalam feronikel (TNi) seiring dengan masih tingginya tingkat permintaan dibandingkan periode yang sama tahun 2010.
Untuk memenuhi permintaan, ketiga pabrik feronikel Antam beroperasi optimal dengan capaian produksi sebesar 14.990 TNi. Capaian produksi ini lebih tinggi 7% dibandingkan triwulan III-2010. Volume produksi Antam telah mencapai 83% dari target tahun 2011 sebesar 18.000 TNi.
"Sementara volume penjualan telah mencapai 81% dari target tahun 2011 sebesar 18.500 TNi. Peningkatan volume penjualan didukung kenaikan harga feronikel sebesar 14% menjadi US$10,80 per pon, menyebabkan pendapatan dari feronikel naik 49% menjadi Rp 3,1 triliun," ujarnya.
Dengan peningkatan penjualan, laba kotor Antam naik sebesar 42% dibandingkan
sembilan bulan pertama tahun 2010 menjadi Rp 2,6 triliun dengan nilai marjin kotor sebesar 33% dibandingkan 32% di tahun lalu.
Harga pokok penjualan Antam tercatat naik 34% menjadi Rp 5,2 triliun terutama didorong kenaikan biaya pemakaian bahan bakar dan biaya pemakaian bahan seiring kenaikan produksi feronikel.
"Peningkatan kedua komponen biaya ini seiring dengan peningkatan produksi feronikel serta kenaikan harga bahan bakar," jelasnya.
Laba usaha Antam melonjak 50% menjadi Rp 1,9 triliun dengan nilai marjin usaha sebesar 25%, lebih besar dibandingkan marjin usaha pada triwulan III-2010 sebesar 22%. Laba sebelum pajak penghasilan Antam naik tajam 63% menjadi Rp 2,1 triliun dengan adanya pos Lain-lain sebesar Rp 177 miliar yang sebagian besar merupakan penerimaan dividen dari PT Nusa Halmahera Minerals.
(ang/hen)











































