Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Kanselir Jerman Angela Merkel dan para pemimpin Uni Eropa serta pimpinan IMF akan menggelar pertemuan dengan PM Papandreou, untuk membahas implikasi dari rencana referendum Yunani tersebut.
"Prancis dan Jerman memutuskan mengadakan pertemuan dengan George Papandreou untuk menjelaskan situasi sebelum pertemuan negara-negara G20 pada Kamis dan Jumat di Cannes. Kita harus bertindak dengan cepat," ujar seorang pejabat Prancis seperti dikutip dari AFP, Rabu (2/11/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kesepakatan yang dicapai para pemimpin Eropa itu seperti dihancurleburkan oleh pengumuman mengejutkan dari PM Papandreou soal referendum bailout. Papandreou kemarin secara mengejutkan membuat pengumuman akan mengadakan referendum atas rencana penyelamatan dari Eropa yang bernilai 130 miliar euro. Yunani juga mengajukan rencana untuk penghapusan 50% dari utangnya yang maha besar.
Pengumuman yang sama sekali tidak terduga itu langsung menghancurkan pasar saham, tak terkecuali Wall Street dan juga bursa regional. Meskipun pada hari ini, sebagian bursa sudah pulih, mengantisipasi hasil pertemuan Bank Sentral AS.
Kebijakan penghematan dalam rangka mengatasi krisis sudah dirasakan sangat menyiksa masyarakat Yunani yang selama ini mendapatkan banyak keringanan. Pelaku pasar pun khawatir hasil referendum akan menghasilkan penolakan atas paket penyelamatan, mengingat kebijakan penghematan sudah menyiksa mereka dalam 1 tahun terakhir. Jika hasil referendum menolak paket penyelamatan tersebut, maka berarti Yunani akan bangkrut dan harus keluar dari kawasan Eropa.
Sumber dari pemerintahan Prancis mengatakan, Presiden Sarkozy dan Kanselir Merkel pada pertemuan tersebut ingin memberikan pesan yang jelas kepada PM Papandreou: referendum itu seharusnya untuk memilih apakah Yunani masih masuk atau tidak di kawasan Eropa.
"Itu akan tidak menguntungkan Yunani karena nasib mereka di luar Eropa akan lebih buruk daripada solusi terbaru yang diajukan. Namun jika mereka memutuskannya, baiklah, biar saja mereka pergi," ujar seorang pejabat pemerintah Eropa.
Meski demikian, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble menegaskan, Eropa berjanji akan terus mendukung Yunani jika masih tetap ingin masuk dalam mata uang tunggal dan menekan mereka dengan reformasi yang diperlukan.
"Jika Yunani akan menerima beban dan usaha yang diminta oleh program bantuan, jika ingin tetap bergabung di kawasan Eropa, maka kami akan mendukungnya. Krisis ini hanya bisa diatasi jika kita bersama," tegasnya.
(qom/dnl)