Hindari Rugi, Tiga Sekuritas Segera Lepas Saham Garuda

Hindari Rugi, Tiga Sekuritas Segera Lepas Saham Garuda

- detikFinance
Kamis, 17 Nov 2011 15:18 WIB
Hindari Rugi, Tiga Sekuritas Segera Lepas Saham Garuda
Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendesak tiga sekuritas yang menangani penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) segera melepas saham BUMN aviasi itu yang masih tersisa.

Kementerian meminta penjualan saham Garuda yang tak laku itu dilakukan dengan cermat sehingga akhir tahun 2011 nanti tidak ada kerugian di ketiga perusahaan sekuritas milik pemerintah tersebut.

Demikian disampaikan oleh Deputi Bidang Jasa Kementerian BUMN Parikesit Suprapto di sela acara Diskusi Transformasi BUMN Jasa di Hotel Nikko, Jakarta, Kamis (17/11/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita minta ketiga perusahaan tersebut agar sebelum akhir tahun 2011 sudah bisa diselesaikan. Nanti saham Garuda dilepas tapi skemannya seperti apa itu diserahkan kepada masing-masing perusahaan," jelas Parikesit.

Menurutnya, Kementerian BUMN terus mencoba berbicara agar tidak lagi ada masalah nantinya tercatat sebagai kerugian. Parikesit mengatakan, Kementerian BUMN telah meminta bentuk aksi korporasinya terkait pelepasan saham Garuda ini kepada tiga sekuritas tersebut.

"Corporate plan-nya seperti apa itu terserah mereka yang jelas dengan sebaik-baiknya saja. Sehingga nanti pas akhir tahun tutup buku masalah Garuda selesai dan tidak ada kerugian yang tercatat," katanya.

Seperti diketahui, Bahana Secuirities bersama Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas adalah penjamin emisi dari IPO Garuda Indonesia. Dimana usai periode penawaran saham perdana, terdapat sisa saham 3.008.406.725 lembar yang tidak terserap investor, dengan nilai Rp 2,256 triliun.

Sistem single point berlaku pada perjanjian penjaminan emisi GIAA, baik PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Bahana Securities. Ini artinya ketiganya harus membeli dengan proporsi yang berimbang yaitu masing-masing Rp 752 miliar.

(dru/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads