Fauzi Bowo Kerahkan 7 Jurus Atasi Kemacetan Jakarta

Fauzi Bowo Kerahkan 7 Jurus Atasi Kemacetan Jakarta

- detikFinance
Selasa, 22 Nov 2011 16:12 WIB
Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan 7 langkah antisipasi kemacetan di ibukota Jakarta. Caranya mulai dari pembangunan jalan tembus hingga mega proyek Mass Rapid Transit (MRT).

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui kemacetan lalu lintas merupakan salah satu isu pokok dan permasalahan yang dihadapi Pemda DKI Jakarta. Kemacetan akibat ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah kendaraan bermotor dengan pertumbuhan kapasitas jalan.

Jumlah kendaraan di DKI Jakarta saat ini tercatat 6,7 juta unit, terdiri dari 2,4 juta mobil dan 4 juta sepeda motor. Pertambahan kendaraan bermotor rata-rata 1.172 unit per hari terdiri dari 186 unit mobil dan 986 unit sepeda motor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, jumlah kendaraan di Jabodetabek mencapai 10,5 juta unit, sedangkan pertambahannya 2.249 unit per hari yang terdiri dari 288 unit mobil dan 1.960 unit motor. Sementara road ratio di Jakarta sampai saat ini baru 6,2%.

Untuk mengatasi kemacetan tersebut, lanjut Fauzi, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya yang telah ditetapkan dalam Pola Transportasi Makro (PTM). Ada 7 langkah upaya pihaknya untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.

Ketujuh langkah tersebut adalah pengembangan angkutan umum massal berbasis rel dan bus (BRT), pembatasan lalu lintas, dan peningkatan kapasitas jaringan jalan, pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), flyover dan underpass, pembangunan jalan-jalan tembus (missing link), dan pembangunan jaringan jalan tol dan jalan layang non-tol.

"Pemikiran membangun MRT sudah ada kurang lebih sejak 20 tahun yang lalu, namun karena keterbatasan dana APBD dan pada saat yang sama program MRT belum menjadi prioritas Pemerintah Pusat pada masa itu, maka sistem ini tidak bisa diwujudkan," ujar Fauzi melalui keterangan yang diterima detikFinance dalam seminar Bappenas terkait transportasi di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (22/11/2011).

Saat ini, lanjut Fauzi, proyek MRT telah mulai dilaksanakan untuk jalur Lebak Bulus-Dukuh Atas. Untuk pengembangan jaringan jalan telah diselesaikan pembangunan Jalan Tol W-1 Kembangan-Kamal. Pembangunan missing link Jalan Joglo Raya, Jalan Bekasi Raya dan Kelapa Gading-Terminal Pulo Gadung perlu mendapat prioritas.

Adapun jalan tol Ulujami-Kembangan diharapkan dapat berfungsi pada tahun 2013, sedangkan pembangunan Tol Akses Tanjung Priok akan dimulai pada tahun 2011 dan diharapkan berfungsi pada tahun 2014.

Di samping itu, saat ini juga sedang berlangsung pembangunan Jalan Layang Non Tol Pangeran Antasari-Blok M dan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu-Tanah Abang yang diharapkan berfungsi pada tahun 2012. Pembangunan dua ruas jalan tol dalam kota dari Kalideres-Pulo Gadung diharapkan dapat dimulai pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2014.

"Pembangunan empat ruas jalan tol dalam kota lainnya akan dilaksanakan secara paralel," jelasnya.

Fauzi menyatakan peningkatan aksesibilitas dan mobilitas orang dan barang merupakan keharusan untuk menyongsong makin besar dan meluasnya peran Jakarta dalam percaturan perekonomian nasional, regional, dan global.

"Penyiapan infrastruktur yang menunjang aksesibilitas dan mobilitas orang dan barang akan berpengaruh kuat pada penanganan dan pengelolan problem-problem pokok di Kota Jakarta dan kota-kota sekitarnya," pungkasnya.

(nia/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads