IHSG Diprediksi Tembus 4.250 Akhir Tahun 2012

IHSG Diprediksi Tembus 4.250 Akhir Tahun 2012

- detikFinance
Senin, 28 Nov 2011 12:14 WIB
IHSG Diprediksi Tembus 4.250 Akhir Tahun 2012
Jakarta - PT Trimegah Securities Tbk (TRIM) meramal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menyentuh level 4.250 di akhir 2012. Pergerakan bursa saham di 2012 akan terbagi secara khusus dalam dua semester.

Senior Advisor TRIM Fajar Hidajat memaparkan pergerakan bursa saham akan terbagi pada semester I dan semester II 2012.

"Semester I, policy driven market. Semua perhatian akan terfokus pada kebijakan-kebijakan yang menyangkut penyelesaian krisis utang di Eropa, yang akan berimplikasi pada kebijakan-kebijakan yang akan diambil negara lain. Pada fase tersebut, volatilitas akan tinggi dan pasar diperkirakan akan mencapai bottom," ungkap Fajar dalam konferensi pers 2012 Indonesia Strategy Oportunity in Volatility di Pasific Place, SCBD, Jakarta, Senin (28/11/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada semester II-2012, Fajar mengatakan, pasar akan lebih diperngaruhi oleh faktor fundamental perekonomian dan fundamental emiten. TRIM, sambung Fajar menamakan ini sebagai fundamental driven market.

Sementara di semester II-2012 nanti, Fajar mengatakan, diperkirakan volatilitas akan menurun dan market mencapai puncaknya.

"Secara keseluruhan, Trimegah melihat IHSG akan fully supported di level 3.700 yang merupakan level support terkuat dari trend jangka panjang yang meningkat. Sedangkan target IHSG di 2012 akhir adalah 4.150-4250," jelas Fajar.

Adapun beberapa saham yang bisa menjadi pilihan di 2012 yakni sektor perbankan (BMRI, BBNI). Sektor semen (INTP) sektor ritel (ACES, MAPI), batubara (PTBA, ADRO), perkebunan (BWPT, LSIP) dan alat berat (UNTR).

"Saham-saham tersebut menurut kamu memiliki prospek menarik di 2012 nanti," tuturnya.

Pasar Obligasi

Pada kesempatan yang sama Head Of Debt Capital Markets Herdi Ranuwibowo mengatakan tahun 2012 akan diwarnai ketidakpastian akibat krisis di Eropa dan berdampak pada pasar obligasi Indonesia jika terjadi capital outflow.

Dengan dominasi investor asing yang tinggi, sambungnya, jika terjadi capital outflow maka hal tersebut akan menyebabkan penurunan harga obligasi dan peningkatan imbal hasil atau yield.

"Investor lokal dapat memanfaatkan momentum ini dengan mulai membeli obligasi yang dijual investor asing untuk menikmati yield tinggi. Volatilitas di pasar obligasi merupakan oportunity bagi investor lokal untuk kembali masuk ke obligasi yang sudah undervalued akibat aksi jual investor asing," papar Herdi.

Lebih jauh, Herdi mengatakan dengan keyakinan sovereign rating Indonesia naik menjadi investment grade di 2012, maka investor asing tidak hanya akan memburu SUN tapi juga obligasi korporasi sehingga akan berdampak pada penurunan yield juga.

"Oleh karena itu bagi investor dengan horizon investasi yang panjang, Trimegah menganjurkan untuk mengkoleksi obligasi korporasi dengan rating baik," tukasnya.

(dru/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads