"Angkutan barang yang minta subsidi akan diberikan, toh cuma Rp 150 miliar saja," ujar Hatta saat ditemui di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (28/11/2011).
Hatta menilai pemberian subsidi kepada kereta api barang tersebut jangan dilihat dari uang yang keluar, melainkan adanya banyak manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dan pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hatta mengakui memang hal tersebut berbenturan dengan upaya pemerintah dalam menurunkan anggaran untuk mengurangi biaya subsidi, tetapi selagi anggaran tersebut masih dialokasikan dalam APBN maka penggunaannya tidak boleh diskriminatif.
"Jangan dibenturkan, sepanjang kita masih berikan subsidi, jangan didiskriminatif. Tapi kalau kita menuju itu (penghapusan), semua harus ikut karena di Amerika pun subsidi untuk kereta itu diberikan," jelasnya.
Dengan berkembangnya transportasi melalui kereta api barang, lanjut Hatta, maka diharapkan biaya logistik dalam negeri dapat ditekan dari 14-15 persen dari biaya produksi menjadi minimal 10 persen.
"Cost logistik negara lain 4% kita bisa sampai 14%-15%. Ini kita harus habis-habisan. Jepang, Singapura, 4%, kita bertahap jadi 10% lah," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan pemerintah setuju pemberian BBM bersubsidi untuk kereta api barang mulai 1 Januari 2012.
"Jadi pemikiran dasarnya adalah ingin memindahkan angkutan barang di jalan ke angkutan kereta api," jelas Bambang
(nia/qom)