70% Bank di Indonesia Dimiliki Keluarga, Rawan Pembobolan

70% Bank di Indonesia Dimiliki Keluarga, Rawan Pembobolan

- detikFinance
Jumat, 02 Des 2011 10:15 WIB
Nusa Dua - Sekitar 70% bank yang ada di Indonesia ternyata dimiliki oleh keluarga. Struktur kepemilikan tersebut membuat bank-bank 'keluarga' itu menjadi rawan fraud (pembobolan) akibat adanya intervensi dari pemilik selaku pemegang saham.

Demikian disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad disela acara seminar BI dengan World Bank (Bank Dunia) yang mengangkat tema "Dealing with the Challanges of Macro Financial Linkage in Emerging Market" di Hotel Nikko, Bali, Jumat (2/12/2011).

"Perbankan RI itu banyak dimiliki oleh keluarga atau mencapai 70%. Baru 23-26 bank yang listed (tercatat di Bursa Efek Indonesia). Padahal kita dorong perbankan biar listed agar struktur kepemilikan bisa berkembang," kata Muliaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, ke-70% bank di Indonesia yang memiliki struktur kepemilikan saham oleh keluarga biasanya menempatkan direksi maupun komisaris dalam bank tersebut.

"Tentu saja antara anak, bapak, nenek, kakek kan dapat jabatan saya kira dari sisi governance kurang elegan," ungkapnya.

Mengapa kurang elegan? Muliaman menyampaikan berdasarkan fakta statistik menyebutkan dari hampir seluruh bank yang ditutup alias kolaps ternyata bukan karena persaingan tapi karena adanya fraud.

"Misalkan saja dicuri sama yang punya karena ada intervensi yang terlalu dalam maka pertimbangan governance tidak bisa dimiliki dan di kontrol dengan cara baik," papar Muliaman.

BI sendiri saat ini masih memfinalisasikan aturan pembatasan kepemilikan saham mayoritas pada industri perbankan RI. BI siap mengeluarkan aturan tersebut jika stabilitas sistem keuangan RI dinilai sudah pas.

"Semua masih berjalan pada koridornya tidak ada rencana perubahan aturan, kita tetep fokus karena fokus kita bagaimana menjamin stabilitas industri keuangan," kata Muliaman.

(dru/qom)

Hide Ads