Demikian dikutip detikFinance dari situs Bank Indonesia (BI) Selasa (6/12/2011).
"Cadangan devisa per 30 November 2011 sebesar US$ 111,316 miliar," tulis BI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur BI, Darmin Nasution pekan lalu mengatakan BI harus bersusah payah dalam mengelola derasnya aliran modal yang masuk alias capital inflow. Pasalnya volume inflow yang cukup besar membuat bank sentral harus mengeluarkan berbagai bauran kebijakan dan
intervensi untuk meredam gejolak nilai tukar rupiah terutama menggunakan cadangan devisa.
"Sebetulnya susah karena bagaimanapun juga dengan capital inflow yang ada menunjukkan dia itu volumenya besar sehingga emerging market tidak mudah meredam dan mengabsorb gejolak yang ada," ungkapnya.
Lebih jauh Darmin mengatakan, bank sentral terus melakukan inovasi guna meredam tingginya arus modal masuk. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga rupiah stabil.
"Kita juga menginovasi cara mengintervensi. Sekarang kita konsisten mengintervensi di pasar valas sekaligus pasar SUN, itu sendiri banyak dampaknya," jelasnya.
"Nah yang belum yaitu lelang dengan valas sekaligus beli SUN. Itu tidak harus dilakukan anytime tapi pada saat diperlukan saja,"
tandasnya.
Berikut data cadangan devisa RI sejak Januari 2011 :
- Januari 2011: US$ 95,3 milliar
- Februari 2011: US$ 97 miliar.
- Maret 2011: US$ 105,7 miliar.
- April 2011: US$ 116,5 miliar.
- Mei 2011: US$ 118 miliar.
- Juni 2011: US$ 119,65 miliar.
- Juli 2011: US$ 122,7 miliar
- Agustus 2011 : US$ 124,5 miliar
- September 2011 : US$ 114,5 miliar
- Oktober 2011 : US$ 114 miliar.
- 30 November 2011: US$ 111 miliar











































