Di sisi lain, AS dan Eropa tengah menghadapi gejolak krisis perekonomian dengan mencatatkan pertumbuhan negatif. Namun, RI sendiri masih jauh untuk mengejar perekonomian negara-negara maju salah satunya AS.
Guru Besar FEUI yang juga Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro Jakti mengatakan, pendapatan per kapita RI kini berada di US$ 3.000 jauh sekali dari AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu bagaimana mengejar dan menjadikan RI negara maju? Seandainya AS tidak bergerak atau stagnan dan dengan pertumbuhan ekonomi RI 5% rata-rata itu dibutuhkan 100 tahun mengejar AS," imbuhnya.
Dan jika dilihat, kata Dorodjatun, AS tidak akan diam pastinya. Negeri paman sam itu terus memperbaiki perekonomiannya.
"Menjadi negara nomor satu itu jangan menjadi fokus namun bagaimana mengembangkan emerging ekonomi menjadi lebih baik," tuturnya.
Ia mengatakan, semakin dunia jauh melangkah ke dalam era abad 21 maka pengaruh dari perkembangan-perkembangan global dan regional akan semakin merebak ke berbagai kehidupan bidang ekonomi, politik, sosial, budaya bahkan agama.
"Masalah-masalah yang akan muncul akan diwarnai oleh jumlah penduduk yang mulai bergerak ke atas 7 miliar jiwa yang nantinya semakin menghebatnya migrasi lintas batas khususnya berstatus ilegal. Ini menjadi tantangan kita," ungkap Doropdjatun.
(dru/ang)











































