Berdasarkan catatan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), total emisi obligasi tahun 2011 hanya Rp 35,89 triliun. Dengan demikian terdapat potensi kenaikan 19,81%.
"Obligasi akan masuk tiga (emisi) lagi. Totalanya Rp 8 triliun. Jadi total emisi tahun ini mencapai Rp 43 triliun. Berarti naik dari tahun lalu," tegas Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Edy Sugito di kantornya, Jakarta, Rabu (14/12/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut rincian penerbitan emisi obligasi hingga November 2011:
- Surya Artha Nusantara Finance Rp 600 miliar
- BPD Jawa Barat dan Banten Rp 2 triliun
- Astra Sedaya Finance Rp 2,15 triliun
- Wahana Ottomitra Multiartha Rp 1,4 triliun
- Verena Multi Finance Rp 500 miliar
- Sarana Multigriya Finansial Rp 463 triliun
- Federal International Finance Rp 3 triliun
- BPD Sulawesi Selatan Rp 500 miliar
- Mandiri TUnas Finance Rp 600 miliar
- Bank Internasional Indonesia Rp 1,5 triliun
- Adira Dinamika Multi Finance Rp 2,5 triliun
- Indomobil Finance Indonesia R 1 triliun
- Bank DKI Rp 750 miliar
- BCA Finance Rp 1,1 triliun
- Bank Permata Rp 1,75 triliun
- Bank Tabungan Pensiunan Nasional Rp 500 miliar
- Bank Tabungan Negara Rp 2 triliun
- MNC Securities Rp 150 miliar
- Bank Sumut Rp 1 triliun
- Toyota Astra Financial Services Rp 1,2 triliun
- Serasi Autoraya Rp 900 miliar
- BPD Nusa Tenggara Timur Rp 500 miliar
- BFI Finance Indonesia Rp 450 miliar
- BPD Riau Kepri Rp 500 miliar
- Agung Podomoro Land Rp 1,2 triliun
- Fast Food Indonesia Rp 200 miliar
- Perum Pegadaian Rp 1 triliun
- Clipan Finance Indonesia Rp 1 triliun
- Bank Himpunan Saudara 1906 Rp 250 miliar.
Selain daftar diatas, masih terdapat beberapa perseroan lain yang tengah merampungkan proses obligasi. Diantaranya, Adira Finance yang kembali menerbitkan surat utang. Jelang tutup tahun, perusahaan pembiayaan motor dan mobil ini akan menerbitkan surat utang Rp 2,55 triliun.
Perusahaan pembiayaan lain, PT Surya Artha Nusantara (SAN) Finance sebesar Rp 750 miliar, kemudian PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang menetapkan emisi obligasi Rp 3 triliun guna ekspnasi pabrik Feronikel Pomala. BII juga menerbitkan kembali obligasi sebesar Rp 2 triliun, lalu Bank CIMB Niaga Rp 1,5 triliun, serta Indonesia Eximbank Rp 2,5 triliun.
Jadi bisa dibayangkan, obligasi kembali laris manis tahun ini. Lalu bagaimana tahun depan? Edy percaya, 2012 emisi obligasi kembali tembus rekor. Alasannya, karena inflasi Indonesia yang terus terjaga, dan kemungkinan Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga (BI rate).
"Kalau 2012, inflasi hanya 4,15% bunga turun, dan tren ini juga akan terjadi tahun depan. 2012 bisa lebih marak dibandingkan tahun ini," imbuh Edy.
(wep/ang)











































