Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano mengatakan dengan alokasi impor sapi hanya 283.000 ekor maka anggotanya yang berjumlah 21 perusahaan hanya beroperasi 25% dari kapasitas yang ada. Maka jalan keluranya adalah kesempatan menyerap sapi lokal sebanyak-banyaknya.
"Tapi untuk mendapatkan sapi lokal selama ini rantainya panjang, kita tak punya kemampuan untuk itu," katanya kepada detikFinance, Rabu (4/1/2012)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita harus beroperasi dengan kapasitas minimal 50%, kita kekurangan 300.000-350.000 ekor dalam setahun, saya hitung per bulan kita butuh 30.000 ekor per bulan," katanya.
Ia berharap pemerintah ataupun pelaku usaha swasta lainnya bisa masuk memfasilitasi dalam hal distribusi sapi. Diharapkan akan ada semacam usaha distribusi atau eksportir sapi hidup antar pulau.
Meskipun Joni mengakui sistem distribusi perdagangan sapi lokal sudah banyak dikuasai oleh para belantik atau pedagang, yang menyebabkan rantai distribusi dari peternak ke industri pemotongan sangat panjang. Belum lagi para pedagang ini terlalu banyak mengambil keuntungan, misalnya harga sapi hidup di peternak hanya Rp 20.000-21.000 per Kg, namun para pedagang menjualnya Rp 24.000-26.000 per Kg (sapi hidup) ke industri feedlot.
"Kalau distribusi ini bisa didekatkan dengan industri feedlot maka, peternak bisa mendapat margin lebih besar dan lebih sejahtera, sedangkan industri akan mendapat pasokan yang pasti," katanya.
Saat ini sisa sapi impor tahun 2012 masih tersisa hanya 60.000 ekor, sementara alokasi impor triwulan I-2012 hanya 60.000 ekor. Angka ini sudah turun sepertiganya, karena sebelum pemangkasan. angka 60.000 ekor bisa diperoleh untuk kuota satu bulan.
"Ini ada peluang buka bisnis sapi lokal, semacam eksportir sapi antar pulau," katanya.
Joni mengatakan ia sudah menyampaikan usulan kepada menteri pertanian agar ada semacam angkutan khusus kereta dan kapal pengangkut sapi. Hal ini pun sudah disampaikan ke kementerian perhubungan.
"Ada juga program sarjana membangun desa, supaya jaringan itu bisa dimanfaatkan," katanya.
(hen/dnl)











































