Tetapi Dahlan meminta agar ekspansi tersebut tidak dilakukan secara sembrono. Dan negara yang menurut Dahlan sangat cocok untuk investasi semen adalah Kamboja dan Myanmar (Birma).
"Ini bukan ekspansi besar-besaran tetapi hanya menancapkan kuku saja di sana," kata Dahlan kepada wartawan seusai rapat kerja tahunan PT Semen Gresik Tbk (SMGR) di kantor Pusat Penelitian Semen, Jalan Veteran, Surabaya, Senin (9/1/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu alasan lagi, negara kita sudah membantu mereka secara politik. Jadi sangat rugi jika kita susah payah berpolitik membantu mereka tanpa memanfaatkan ekonominya," tambah mantan CEO Jawa Pos Group tersebut.
Dikatakan Dahlan, saat Kamboja berkonflik dengan Thailand, Indonesia dalam forum internasional membantu menyelesaikan konflik. Begitu juga dengan dukungan Indonesia terhadap Myanmar yang mencalonkan diri sebagai ketua ASEAN 2012, meski AS menilai myanmar jauh panggang dari demokrasi.
"Jangan saat susah mereka kita bantu, tapi saat ekonomi mereka maju, kita tidak ikut menikmati," lanjut Dahlan.
Dalam ekspansi dengan skala menancapkan kuku tersebut, Dahlan mengatakan tidaklah perlu mempertanyakan kembalinya investasi. Yang penting bisa eksis dulu. Masalah investasi bisa dibicarakan 15 tahun kemudian.
"Jangan seperti Adhi Karya yang go international dengan ekspansi ke Kuwait. Di sana mereka bertempur dengan investor asal Jerman. Tetapi proyek yang mereka garap malah merugi ratusan miliar," tandas Dahlan.
Atas usulan tersebut, Dirut PT SMGR, Dwi Soetjipto, mengapresiasinya karena merupakan suatu langkah yang positif. Penjajakan ke arah sana diakui Dwi memang sudah dilakukan.
"Kami memang sudah melakukan penjajakan dan pengkajian," ujar Dwi.
Dwi mengatakan sebelum 2015, ekspansi tersebut sudah harus terlaksana. "Beli atau boyong pabrik, tergantung yang lebih cepat dan menguntungkan. Kalau ada yang bisa dibeli ya kita beli," tandas Dwi.
(iwd/dnl)











































