Ditekan Krisis Eropa, Rupiah Masih Menguat 3,56% di 2011

Ditekan Krisis Eropa, Rupiah Masih Menguat 3,56% di 2011

- detikFinance
Kamis, 12 Jan 2012 16:40 WIB
Jakarta - Nilai tukar rupiah selama 2011 secara rata-rata mengalami apresiasi 3,56% dibandingkan 2010. Tekanan depresiasi terjadi pada semester kedua disebabkan oleh persepsi risiko yang memburuk akibat krisis Eropa.

Demikian disampaikan Gubernur BI Darmin Nasution di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (12/1/2012).

"Nilai tukar rupiah selama tahun 2011 secara rata-rata mengalami apresiasi 3,56% dibandingkan rata-rata 2010," kata Darmin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Darmin, tekanan depresiasi terjadi pada semester kedua disebabkan oleh persepsi risiko yang memburuk akibat krisis Eropa. Selain itu, tingginya permintaan valuta asing untuk kebutuhan domestik, antara lain dengan meningkatnya kebutuhan impor, juga turut memberikan tekanan depresiasi pada rupiah di semester kedua.

"Bank Indonesia telah menempuh berbagai langkah kebijakan untuk membatasi tekanan terhadap nilai tukar rupiah sehingga tetap sejalan dengan fundamental maupun daya saing mata uang di kawasan. Untuk menjaga keseimbangan pasar domestik, Bank Indonesia terus memonitor perkembangan nilai tukar rupiah dan memastikan kecukupan likuiditas rupiah dan valas," jelas Darmin.

Pada bagian lain Darmin mengatakan, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di 2011 masih mencatat surplus yang cukup besar meski menghadapi tekanan pada semester II-2011. Tekanan tersebut terutama terjadi pada transaksi modal dan finansial sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan dan ekonomi global.

Selain itu, transaksi berjalan pada triwulan IV-2011 juga mulai mengalami tekanan sejalan dengan meningkatnya impor di penghujung tahun.

"Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir Desember 2011 mencapai US$ 110,1 miliar, atau setara dengan 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," tutup Darmin.

(dru/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads