Corporate Secretary PTBA Hananto Budi Laksono menuturkan, kebutuhan batubara untuk domestik tetap tinggi, sekitar 65% dari target produksi tahun ini yang mencapai 16,3 juta ton akan digunakan domestik.
PLN akan menjadi pengguna domestik terbesar tahun ini. Dengan kisaran sedikitnya 9 juta ton yang akan digunakan PLN serta anak usaha PLN seperti PT Indonesia Power terkait operasional PLTU Suralaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk ekspor, kata dia, negara-negara seperti China, India, Jepang, dan Malaysia menjadi tujuan potensial di tahun ini. Jepang merupakan importir langganan batubara dari emiten berkode PTBA itu.
"Jepang bisa semakin besar untuk konsumsi batubara karena dipakai buat pembangkit listrik mereka," tambahnya.
Berdasarkan data komposisi 35% penjualan perusahaan plat merah itu di tahun 2011, ekspor batubara berkualitas tinggi dengan harga jual rata-rata US$ 100,19 per ton, China masih terbesar dengan 11,08%. Selanjutnya Malaysia (7,04%), Jepang (5,44%), Vietnam (4,48%), dan Taiwan (0,96%).
Sedangkan untuk ekspansi, akuisisi perusahaan tambang masih menjadi salah satu program perseroan dalam mengejar volume produksi hingga 2014. Namun demikian, prioritas PTBA tahun ini proyek angkutan kereta api dan PLTU mulut tambang.
Corporate Secretary PTBA Hananto Budi Laksono menuturkan, hingga sekarang perseroan belum bisa menentukan perusahaan yang segera diakuisisi. Tapi, lokasi tambang di Kalimantan dan Sumatera punya potensi tinggi karena volume produksi yang besar.
"Rencana akuisisi tetap jalan terus. Kita belum menyasar perusahaan mana. Yang mutlak adalah perusahaan tersebut tidak bermasalah secara legal," katanya.
"Untuk akuisisi, kita nggak menargetkan secepatnya apakah tahun ini atau tahun depan. Tapi rencana proses akuisisi berjalan terus. Prioritas kita tahun ini juga adalah proyek angkutan kereta api dan PLTU," tambahnya.
(ang/ang)











































