BPS: Kenaikan BBM Rp 1.000 Sumbang Inflasi 0,62%

BPS: Kenaikan BBM Rp 1.000 Sumbang Inflasi 0,62%

- detikFinance
Rabu, 01 Feb 2012 16:07 WIB
BPS: Kenaikan BBM Rp 1.000 Sumbang Inflasi 0,62%
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung jika pemerintah merealisasikan kenaikan harga BBM subsidi sebesar Rp 1.000 per liter, maka akan memberikan sumbangan inflasi 0,62%.

Demikain disampaikan oleh Deputi bidang Statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Djamal di kantor pusat BPS, Jalan DR Sutomo, Jakarta, Rabu (1/2/2012).

"Kita pernah menghitung kalau (BBM subsidi) naik Rp 500 kontribusi ke inflasi 0,31%. Kalau naik Rp 1.000 maka dikalikan dua. Jadi sederhana saja," jelas Djamal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain kenaikan BBM, jika tarif dasar listrik (TDL) juga ikutan naik 10% maka akan ada tambahan lagi ke inflasi sebesar 0,18%. "Simulasi dilakukan kalau TDL naik 10% dan untuk pelanggan di atas 450 VA," imbuh Djamal.

Namun, untuk pembatasan konsumsi BBM subsidi, BPS belum bisa menghitung persis berapa inflasi yang akan terjadi. Karena banyaknya variabel yang menjadi perhitungan.

"Kalau pembatasan, simulasinya agak ribet. Ada yang pindah (ke Pertamax), tapi kita juga harus menghitung probability berapa orang yang tadinya pakai mobil sekarang nggak pakai atau lari ke kendaraan umum, dan berapa orang yang lari ke gas. Jadi rumit sekali," tutur Djamal.

Namun, apabila kebijakan kenaikan harga BBM subsidi dan kenaikan TDL dilakukan berbarengan, akan ada faktor inflasi tambahan. Sebab angkutan umum akan naik, dan demikian juga dengan harga-harga kebutuhan.

Seperti diketahui, awalnya mulai 1 April 2012 pemerintah berencana memberlakukan kebijakan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi dengan melarang mobil pribadi di Jawa-Bali menggunakan bensin premium. Namun hal ini sulit direalisasi karena perisapan yang masih sangat kurang. Sepertinya pemerintah akan mengajukan kenaikan harga BBM agar dana subsidi tidak terus membengkak.

Selain BBM, di 1 April 2012 pemerintah menginginkan TDL segera dinaikkan 10% untuk juga mengurangi subsidi listrik yang tahun lalu tembus Rp 90 triliun atau melebihi kuota yang dianggarkan.


(dnl/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads