Sejak 2009, pasar saham dalam negeri terus bertumbuh, bahkan tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Namun koreksi yang terjadi belakangan, tambah Eddy, karena investor asing melakukan asset rotation. Dalam jangka waktu tertentu, dana asing akan kembali masuk di domestik.
"Pasar dalam tiga tahun naik luar biasa. Pada 2011 malah lebih tinggi, di tengah bursa tetangga yang tenggelam. Investor asing melakukan asset rotation. Ada potensial upside. Namun berapa lama mereka mau itu. Mereka akan mencari return yang tinggi, dan memiliki potensi selain fundamental yang baik," kata Eddy, di Jakarta, Rabu (7/3/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data perdagangan saham BEI, investor asing masih membukukan pembelian bersih (net buy) Rp 1,676 triliun. Sementara catatan penjualan bersih (net sell) Rp 7,01 triliun.
Salah satu cara efektif menarik asing menanamkan modalnya di pasar saham Indonesia adalah memperbanyak emiten baru yang berkualitas. Ia pun yakin lima calon emiten siap listing di BEI pada triwulan II mendatang.
Perseroan tentu menantikan pasar global stabil, hingga saham perdana mereka dapat dijajakan ke investor Eropa dan AS. "Dari hasil diskusi dengan beberapa underwriter, banyak menggarap IPO. Perusahaan yang menggunakan buku Desember 2011. Hingga paling cepat akhir Maret atau April baru masuk," imbuhnya.
Sebagai catatan, hingga awal Maret hanya tiga perseroan yang melakukan listing, yakni PT TiPhone Mobile Indonesia Tbk (TELE), PT Minapadi Investama Tbk (PADI) dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).
(wep/ang)











































