Rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) itu dilakukan dalam rangka restrukturisasi perusahaan. Sebelumnya, Sony juga sudah melepas dua divisi usahanya serta merevisi target produksi televisi.
Seperti dikutip dari CNN, Selasa (10/4/2012), beberapa sumber mengatakan, keputusan PHK karyawan ini akan diumumkan Kamis depan oleh Kazuo Hirai, yang baru saja diangkat jadi CEO pada 1 April lalu. Pemangkasan karyawan ini akan menjadi yang ketiga kalinya sejak 2005.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setengah dari jumlah PHK tersebut merupakan karyawan anak usahanya yang sudah dilepas ke Development Bank of Japan, dan unit usahanya ke perusahaan patungan antara Hitachi dan Toshiba. Jadi, sebanyak 5.000 pegawai masih akan bekerja, namun tidak lagi di bawah bendera Sony.
Sementara 5.000 karyawan lainnya merupakan karyawan dari divisi televisi yang sudah berhenti mencetak laba sehingga merusak kondisi finansial Sony. Untuk triwulan I tahun ini, Sony memprediksi adanya kerugian sekitar 220 miliar yen atau setara Rp 24,3 triliun.
Bulan November lalu, Sony sudah memangkas setengah produksi televisi LCD-nya dari 40 juta menjadi hanya 20 juta. Hal ini bertolak belakang dengan ambisinya untuk merajai televisi layar datar pada 2009 lalu. Divisi bisnis televisi Sony memang sudah tidak menghasilkan laba lagi sejak delapan tahun lalu.
"Kami akan menurunkan produksi (televisi), jadi secara langsung harus ada penyesuaian antara target dan jumlah karyawan," kata salah satu sumber yang terlibat dalam rapat direksi Sony.
Pihak Sony sendiri menolak berkomentar mengenai rencana tersebut. Mantan CEO Sony, Sir Howard Stringer, sebelumnya sudah memangkas jumlah karyawan dua kali dalam tujuh tahun masa jabatannya.
Sebanyak 10.000 karyawan sudah dirumahkan dalam kurun waktu dua tahun sejak 2005, ditambah 8.000 karyawan ketika krisis global terjadi di 2008. Tambahan 8.000 karyawan honorer dinilai tidak termasuk kepada pemangkasan tersebut.
(ang/dnl)