"Fasilitas perusahaan juga tidak mengalami kerusakan yang berdampak signifikan terhadap kelangsungan operasional," kata Direktur ABMM Yovie Priadi kepada detikFinance, Kamis (12/4/2012).
Menurutnya, perseroan ikut prihatin atas gempa berkekuatan 8,5 Skala Richter yang mengguncang beberapa wilayah di pulau Sumatra, termasuk Provinsi Nanggore Aceh Darussalam (NAD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tambang perseroan di Aceh akan memberikan kontribusi yang besar terhadap produksi batubara perseroan di masa mendatang. Pasalnya, tambangnya di Kalimantan akan mengalami stagnasi dalam 5 tahun ke depan.
Tahun ini, tambang di Aceh tersebut hanya akan memproduksi 1,5 juta ton batubara. Produksinya akan semakin ditingkatkan menjadi 4,5 juta ton di 2013 dan di 2014 menjadi 7,5 juta ton.
Sedangkan tambang emiten berkode ABMM di Kalimantan Selatan akhir tahun ini diprediksi akan memproduksi batubara sekitar 5 juta ton. Tambang tersebut dioperasikan oleh anak usahanya, PT Reswara Minergi Hartama (Reswara).
Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 10.40 waktu JATS, harga saham ABMM turun 25 poin (-0,65%) ke level Rp 3.775 per lembar. Sahamnya ditransaksikan 2 kali dengan volume 10 lot senilai Rp 18,813 juta.
(ang/dnl)