Kurangi Impor, RI Produksi Gandum Secara Massal Mulai 2014

Laporan dari Slovakia

Kurangi Impor, RI Produksi Gandum Secara Massal Mulai 2014

- detikFinance
Selasa, 12 Jun 2012 10:00 WIB
Foto: Suhendra-detikFinance
Bratislava - Mulai 2014 pemerintah akan mencanangkan gerakan penanaman gandum rakyat yang dilakukan secara massal. Langkah ini untuk mengurangi ketergantungan impor gandum Indonesia yang setiap tahun terus bertambah.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan saat ini sudah ada penelitian yang insentif antara Indonesia dengan produsen gandum di Eropa, Slovakia soal pengembangan gandum tropis yang bisa ditanam di Indonesia khususnya di dataran rendah. Adanya keberhasilan penelitian gandum yang bisa di tanam di wilayah panas di Indonesia memberikan harapan bagi Indonesia bisa memproduksi gandum sendiri secara bertahap.

"Universitas Nitra Slovakia, mengembangkan riset gandum, yang bisa dibangun di wilayah tropis, dan kita sudah melakukan penelitian. hasilnya sampai 4 ton per hektar, terbaik. Nitra dengan Universitas Andalas mengembangkan gandum di Sumbar, oleh sebab itu akan kita kembangkan di seluruh Tanah Air. Apabila ini sukses, tahun 2014 akan kita jadikan gerakan penanaman gandum rakyat," jelas Hatta usai bertemu Presiden Slovakia di Bratislava, Senin (11/6/2012)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hatta mengatakan jika produksi gandum di Indonesia bisa berjalan maka masalah ketergantungan Indonesia dengan impor gandum bisa dikurangi. Berdasarkan proyeksi, tahun 2020 impor gandum Indonesia akan tembus 10 juta ton per tahun, sementara di 2011 mencapai 6,3 juta ton dengan nilai US$ 2,5 miliar.

Rencana penanaman gandum secara massal menggunakan gandum Slovakia, telah dimulai awal tahun ini melalui penelitian Kampus Nitra dan Andalas bersama perusahaan Slovakia, OSIVO. Telah diuji 11 varietas gandum asal Slovakia, untuk mengetahui gandum mana yang cocok ditanam di Indonesia. Hasil uji menunjukan hanya empat varietas gandum yang cocok di Indonesia yaitu SO-3, SO-8, SO-9 dan SO-10.

Seperti diketahui Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) telah melakukan pengembangan gandum tropis sejak tahun 2000 lalu. Pakar pangan dari India, Nagarajan pada tahun 1999 telah memperkenalkan varietas gandum tropis di Indonesia.

Lokasi penelitian pengembangan gandum tropis misalnya di dataran menengah seperti Karanglo Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah dan dataran tinggi Kopeng Salaran dan Piji Salatiga Jawa Tengah.

Hasilnya diketahui tanaman gandum tropis bisa diserang hama kutu daun, ulat pemakan malai, ulat penggerak batang, ulat tanah, dan orong-orong. Sementara tanaman gandum bisa diserang penyakit tanaman yaitu bercak jerawat hitam, penyakit layu, dan kudis malai.

Penanaman gandum di Indonesia sudah dimulai pada awal abad 20 secara terbatas di Jawa yaitu di Pengalengan, Dieng, Tengger, dan Amanumbang. Luas tanaman gandum di Indonesia tak pernah berkembang dan tak pernah melampaui luas lahan 2.000 hektar per tahun, saat ini bahkan saja tersisa beberapa hektar saja.

(hen/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads