Urutan pertama masih dikuasai oleh Mesir dengan impor gandum tahun ini akan mencapai 10 juta ton, sementara tahun lalu mencapai Rp 10,5 juta ton. Urutan ketiga antara lain Brazil dengan impor 7000 ton, tahun lalu. Selebihnya ada Jepang, Uni Eropa, Aljazair, Maroko, Korea Selatan, Meksiko, Nigeria, Irak, Turki, Filipina danlain-lain dengan proyeksi impor tahun ini totalnya 137.425.000 ton.
Deputi Bidang Kelautan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian Diah Maulida mengatakan saat ini konsumsi gandum dan olahannya Indonesia sudah menjadi preferensi kedua setelah beras. Sementara disisi lain kemampuan produksi gandum di dalam negeri masih ninil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diah mengatakan secara bertahap pemerintah akan mengurangi impor gandum dengan menjajaki produksi gandum tropis asal Slovakia. Meskipun ia mengakui upaya produksi gandum di dalam negeri tak otomatis mengerem impor gandum Indonesia.
"Kita harapkan berkembang, kita tak bicara cepat," katanya.
Berdasarkan data USDA lainnya negara atau kawasan produksi gandum terbesar di dunia adalah Uni Eropa. Dari total proyeksi produksi gandum dunia tahun ini 677.563.000 ton, Uni Eropa akan memproduksi gandum hingga 132 juta ton gandum.
"Nomor satu Uni Eropa termasuk di dalamnya ada Slovakia," kata Diah
Ia menambahkan berdasarkan data itu, rata-rata negara produsen gandum dunia juga merupakan konsumen gandum terbesar. Sehingga mereka hanya memiliki surplus gandum untuk diekspor dalam jumlah terbatas. Hanya beberapa negara yang memang fokus pada pasar ekspor seperti Australia dan AS.
Sebagai gambaran, untuk Uni Eropa dengan produksi gandum 132 juta ton namun konsumsi gandum mereka tertinggi, tahun ini diprediksi mencapai 124 juta ton. Lalu China konsumsi gandum mereka 122 juta ton, dengan proyeksi produksi hanya 120 juta ton.
"Uni Eropa tipis surplusnya, China pas, India hampir sama, Amerika 61 juta ton, konsumsi 33 juta jadi lebih keekspor, termasuk Australia produksi 26 juta ton konsumsi tak banyak," katanya
(hen/dru)